14 Pertanyaan Reflektif untuk Membantu Anak Menilai Diri Sendiri - Portal Bakat Anak

14 Pertanyaan Reflektif untuk Membantu Anak Menilai Diri Sendiri

Diposting oleh:

Bakat Anak – Bagaimana kita membantu anak belajar berefleksi dan menilai diri sendiri?

Berefleksi dan menilai diri sendiri dalam segala aspek – termasuk belajar – sangatlah penting bagi anak maupun orang dewasa. Ini dikarenakan, sebagai subjek yang belajar, sejatinya kitalah yang paling memahami seberapa jauh dan efektif kita belajar. Oleh karena itu, anak perlu berlatih merefleksikan apapun pencapaiannya dalam pengembangan bakat.

Bagaimana menumbuhkan diri yang reflektif pada anak? Menilai diri sendiri memang butuh dibiasakan, dan cara paling sederhana yang dapat Ayah Ibu lakukan untuk menumbuhkan kemampuan tersebut adalah dengan mengobrol bersama anak. Tentu saja, mengobrolkan perkembangan belajar anak di sini bukan sekadar membicarakan berapa nilai yang didapat anak. Kalau obrolan hanya sampai di tahap meminta anak mempertahankan atau memperbaiki nilai, anak pada dasarnya sudah mengetahui hal tersebut.

bakat anak pertanyaan menilai diri sendiri

Sekali lagi, ada yang lebih penting dari memahami apa yang sudah dan belum dipelajari anak, yakni tujuan dan cara anak belajar. Mengajak anak memahami mengapa dan bagaimana ia bisa belajar lebih baik, menerima keberhasilan maupun kegagalan, atau ketekunan anak terhadap suatu bidang bakat – yang bisa jadi naik-turun – adalah hal yang lebih dalam yang pelan-pelan anak harus mulai sadari.

Anak bisa jadi juara ini-itu, namun ia merasa hampa, karena tak merasa belajar hal baru. Sebaliknya, anak yang belum tentu juara bisa merasakan bahwa kemampuannya berkembang dari waktu ke waktu. Saat anak menyadari tiap perkembangan belajarnya, ia akan lebih mudah belajar mandiri.

Pada artikel sebelumnya, saya sudah menyinggung rubrik penilaian diri yang dikembangkan oleh Lori Desautels, asisten profesor di School of Education, Marian University. Terdapat dua rubrik, di sini dan di sini, yang berisi pertanyaan-pertanyaan reflektif yang bisa dibaca anak sendiri – terutama jika anak sudah besar – atau bisa Ayah Ibu ajukan dalam obrolan bersama anak seputar perkembangan bakatnya. Mengobrol dengan anak seputar perkembangan bakatnya sangat penting, sekaligus menunjukkan perhatian Anda terhadap usaha anak.

Apa saja pertanyaan-pertanyaan keren untuk menilai diri tersebut? Saya akan menyadur dan membahas sebagian pertanyaan yang menarik sebagai bahan refleksi buat anak (juga untuk diri kita sendiri). Tentu saja, saat Anda menanyakan pertanyaan di bawah ini kepada anak, perlu sedikit perubahan pada subjeknya.

1. Apakah pilihan-pilihanku membuatku lebih dekat dengan target belajarku?

2. Apakah perilakuku sudah mencerminkan apa yang ingin aku capai?

Ini adalah pertanyaan keren untuk mengingatkan anak tentang konsistensi belajarnya. Misalnya anak ingin mahir bernyanyi, namun ia ogah-ogahan berlatih di rumah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ayah Ibu dan anak bisa sama-sama belajar banyak dari membicarakan hal ini.

3. Apakah kata-kata yang kuucapkan menolongku dalam mencapai keberhasilan?

4. Hal apa yang akan kulakukan apabila aku mengalami frustrasi?

Bahkan saat menekuni hal yang diminatinya, anak bisa mengalami frustrasi. Ini tidak lain karena dalam menguasai suatu bidang bakat, tingkat kesulitan selalu hadir, suka tidak suka. Anak perlu tahu cara efektif untuk meredam stres dan bangkit dari rasa frustrasi tersebut, dan tiap orang punya caranya masing-masing.

5. Apa tiga sumber pengetahuan yang sudah aku temukan untuk membantuku mencapai target belajar?

6. Apakah aku sudah menilai apakah saya mendekati atau justru menjauhi target belajarku?

7. Apakah aku sudah mencatat refleksiku untuk memantau perkembangan belajarku?

Pertanyaan nomor 6 dan 7 sangat terkait dengan menyusun portofolio bakat anak, baik mengarsipkan karya maupun pergumulan anak dalam berkarya. Penulis kenamaan seperti Franz Kafka saja punya buku hariannya sendiri. Dan mencatat penting agar anak tidak lupa.

8. Apa yang sedang aku butuhkan saat ini (dalam belajar)?

9. Bagaimana aku menunjukkan bahwa aku sedang berjalan ke target belajar yang lebih besar?

Salah satu fungsi lain dari portofolio bakat anak adalah agar anak mampu mengamati perkembangan belajarnya, baik dalam konteks kuantitas maupun kualitas. Anak yang gemar menulis, misalnya, dapat merenungkan mengapa akhir-akhir ini ia jarang menulis. Bisa jadi karena ia sedang tidak punya inspirasi, atau memang ia butuh waktu lebih banyak untuk mengolah ide baru.

10. Bagaimana aku mengatasi situasi negatif? Saat hal tersebut terjadi, apa yang biasanya kukatakan pada diriku?

11. Apa kata-kata yang membuatku memacu semangat belajarku?

12. Siapa pahlawan/idola/tokoh favoritku? Apa karakter dalam diri mereka yang kukagumi yang menjadikan mereka tokoh favoritku?

Dalam pengembangan bakat anak, bisa jadi anak akan memiliki tokoh panutannya. Dengan belajar secara langsung maupun tak langsung dari tokoh panutannya tersebut, anak bisa memahami kualitas apa yang perlu ditumbuhkan dalam diri agar bakatnya bisa berkembang pesat.

13. Bagaimana aku kembali belajar dari awal setelah melakukan kesalahan?

14. Apa dua atau tiga tantangan yang menghambatku mencapai target belajarku saat ini?

 

Foto oleh Rajesh Kumar


panduan memilih sekolah untuk anak zaman now

Leave a Reply

Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
rss
rss
rss
Mas Yana : Saya pikir masih sama konteksnya. jika jiwa kompetitif anak diarahkan kepada hal baik, seperti anjuran agama "
Zalllll, can u help me? : Dan lebih parahnya lagi, aku hampir mau bundir hehe gara tertekan capek disuruh ini itu sm ortu yg strict pare
Seorang anak Strict parents:)) sad : Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah...bahkan liat bang