3 Alasan Pentingnya Orangtua Bercerita Pada Anak
Bakat Anak – Mengapa kita perlu menyempatkan diri bercerita pada anak?
Pada zaman di mana para orangtua lebih banyak dikejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, mungkin bercerita dan mendongeng sudah tidak menjadi tradisi di rumah. Namun, seharusnya pekerjaan tidak menghentikan tradisi baik yang dilakukan oleh generasi-generasi sebelum kita. Jadi, sebelum terlambat, simak 3 alasan penting berikut agar Ayah Ibu kembali bercerita pada anak!
Bercerita melejitkan imajinasi anak
Di Amerika Serikat, American Academy of Pediatrics sempat mengeluarkan kebijakan agar tempat pengasuhan anak sebaiknya mempromosikan literasi kepada anak, sedini mungkin. Hal ini termasuk mendorong para orangtua untuk membacakan cerita pada anak. Bahkan, menurut survei yang dilakukan oleh Scholastic, banyak orangtua yang berhenti bercerita pada anak saat anak sudah bisa membaca buku. Padahal, anak masih ingin mendengarkan orangtuanya bercerita, terlepas dari kemampuan membaca mereka.
Agustus lalu, jurnal Pediatrics merilis hasil penelitian tentang aktivasi otak saat anak mendengarkan orangtuanya membacakan buku cerita pada mereka. Dr. John Hutton, penulis utama sekaligus peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut, mengungkapkan bahwa saat anak mendengarkan cerita, bagian otak yang memproses aspek visual akan aktif, bahkan ketika anak tidak melihat gambar apapun. Apa penyebabnya? Jawabannya terletak pada imajinasi anak.
Seperti dilansir dari New York Times, Dr. John Hutton menukas, “Saat anak mendengarkan cerita, mereka membayangkannya dalam benak mereka. Ini membantu mereka memahami bagaimana bentuk benda-benda, dan dapat mempermudah anak membaca buku tak bergambar.” Inilah alasan pertama pentingnya bercerita pada anak, yakni melejitkan imajinasi mereka. Hal ini bahkan tidak bisa tergantikan oleh televisi maupun video, meskipun menampilkan cerita yang sama. Tayangan justru tidak memberi kesempatan anak untuk berimajinasi.
Anak belajar lebih banyak kosakata
Alasan kedua pentingnya bercerita pada anak adalah ragam kosakata yang digunakan. Bercerita tentu saja berbeda dengan percakapan sehari-hari, karena seringkali bercerita mengandung kegiatan yang tidak anak lakukan atau lihat di rumah maupun lingkungan sekitar. Hasil penelitian Psychological Science misalnya, mengungkapkan bahwa buku cerita anak populer mengandung banyak kosakata unik yang bisa anak kenal, pahami, dan bayangkan.
Seperti dikutip dari New York Times, Jessica Sontag, asisten peneliti psikolog di University of California sekaligus penulis utama hasil penelitian tersebut berpendapat, “Buku cerita mengandung ragam kosakata yang lebih banyak ketimbang percakapan anak. Ini mengindikasikan bahwa anak-anak yang mendengar cerita, mengenal lebih banyak kosakata ketimbang mereka yang tidak dibacakan atau mendengar cerita.”
Nah, bayangkan jika sedari dini anak sudah mengembangkan bagian otak yang berkaitan dengan aspek visual dan bahasa. Daya imajinasi anak diperkuat dan kemampuan anak membaca di kemudian hari lebih meningkat ketimbang anak-anak yang tidak mendengarkan cerita. Tentu saja, siapa lagi yang bercerita pada anak kalau bukan kita, orangtuanya?
Tidak kalah penting: membangun ikatan anak dan orangtua
Alasan yang tidak kalah penting dalam bercerita pada anak, tentu saja adalah membangun ikatan anak dan orangtuanya. Ayah Ibu mungkin hanya memiliki sedikit waktu bersama anak di rumah karena kesibukan pekerjaan, namun bukan berarti waktu yang sedikit tersebut tidak dapat digunakan. Nah, ini kesempatan Anda untuk mempraktikkan bercerita pada anak, selagi mempererat hubungan Ayah Ibu dengan anak.
Bagian lain dari hasil survei Scholastic menyatakan bahwa dari 83% anak yang suka dibacakan cerita, 63% anak menjelaskan kegiatan tersebut sebagai quality time, atau waktu spesial bersama orangtuanya. Dikutip dari Guardian, seorang anak 11 tahun yang mengikuti survei tersebut berujar, “Rasanya sangat hangat dan membangkitkan semangat.”
Orangtua mana yang tidak ingin melihat anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kreatif, imajinatif, dan suka membaca, sekaligus memiliki hubungan yang dekat dengan ayah ibunya? Tentu Anda mau juga, bukan? Kuncinya ada di tangan Anda, yakni dengan menyempatkan diri bercerita pada anak. Mau dengan atau tanpa buku, mendongeng atau cerita masa kecil Ayah Ibu, berceritalah. Yuk bercerita, sebelum terlambat.
Hal apa yang membuat Anda enggan atau kesulitan bercerita pada anak?
Foto oleh Nadia Priestley
One thought on “3 Alasan Pentingnya Orangtua Bercerita Pada Anak”