4 Tips Praktis untuk Menumbuhkan Keingintahuan Anak Anda
Bakat Anak – Langkah awal mengenal bakat anak adalah membuat anak ingin tahu dan mencoba. Sudahkah Anda melakukannya?
Eksplorasi yang memadai adalah langkah pertama mengenal bakat anak. Anak dapat mencoba beragam aktivitas kecerdasan majemuk dan orangtua dapat mengamati seberapa tertarik anak pada aktivitas tersebut. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, bagaimana kita bisa mendukung anak mengelola dan menumbuhkan keingintahuan yang mereka miliki?
Layunya keingintahuan
Apa sih yang membuat anak kehilangan ketertarikan akan suatu hal? Apa yang membuat sesi tanya jawab di kelas atau seminar hening? Selain rasa malu karena tidak tahu – padahal malu bertanya, sesat di jalan – ada kepuasan semu yang diberikan pada anak saat belajar. Bahwa seolah-olah anak sudah mengerti. Entah dengan “Yang penting hapal…” atau “Pokoknya pakai rumus ini, beres…” atau cara-cara lainnya.
Kalau semua sudah terjawab dengan rumus dan hapalan, jelas saja kalau anak tidak terpikir untuk bertanya. Pendidikan yang seharusnya menstimulasi keingintahuan, justru membuatnya layu. Padahal, di sekitar anak, masih banyak hal yang perlu dipertanyakan, masih banyak misteri untuk dipecahkan.
Inilah hal yang disetujui Jamie Holmes, seorang kolumnis sekaligus penulis buku Nonsense: The Power of Not Knowing. Holmes berpendapat bahwa anak-anak perlu merasakan ketidakpastian dan keraguan untuk menumbuhkan keingintahuan. Karena, seringkali dunia di luar sekolah tidak memberikan jawaban lengkap: masih ada hal yang perlu diselidiki.
Argumen ini diamini oleh Bukik Setiawan dalam buku Anak Bukan Kertas Kosong, bahwa secara alami belajar itu seperti berpetualang ke rimba. Ada keraguan, ada rasa tidak aman untuk terus melangkah. Tapi suara-suara di dalam rimba tersebut membuat anak tertarik, “Ada apa sih di dalam sana?”
Menumbuhkan keingintahuan anak
Keraguan dan rasa takut itu wajar dialami anak dalam proses belajar. Yang terpenting adalah bagaimana orang dewasa, termasuk orangtua, dapat mendampingi anak mengelola perasaan tersebut – dengan tidak menghindarinya – untuk terus merasa penasaran, dan pada akhirnya, belajar hal baru. Jamie Holmes memberikan beberapa tips menumbuhkan keingintahuan anak melalui keraguan dan ketidakpastian, yang saya rangkum dalam 4 poin berikut:
Melakukan aktivitas yang menimbulkan keraguan
Sistem pembelajaran yang berpusat pada nilai seringkali membuat anak tidak ingin dibuat bingung, karena anak terbiasa (dan dituntut) untuk mencari jawaban yang tepat. Sebaliknya, untuk menumbuhkan keingintahuan anak, Holmes berpendapat bahwa cara tersebut tidak akan bekerja. Anak perlu mengerjakan sesuatu yang membuat mereka terbiasa dengan kebingungan dan ketidakpastian.
Terdapat tiga cara yang diutarakan sang penulis buku Nonsense: The Power of Not Knowing tersebut. Yakni dengan (1) mengajak anak menemukan kesalahan, (2) meminta anak mengutarakan pendapat dari sudut pandang yang berbeda, dan (3) menantang anak melakukan kegiatan yang bisa membuat anak gagal atau melakukan kesalahan.
Dicuplik dari Mind Shift, Anda dapat mempraktikkan hal yang dilakukan Mollie Cueva-Dabkoski bersama sang ibu. Mollie dan sang ibu kerap berkunjung ke perpustakaan untuk menghabiskan waktu membaca bersama.
Di akhir cerita, sang ibu tidak langsung menutup kegiatan membaca, namun menanyakan hal-hal yang menantang jalur cerita dan membuat Mollie berpikir. Misalnya, meminta anak memikirkan alasan baru mengapa terdapat tokoh yang nakal dalam cerita. Atau meminta anak membuat akhir cerita baru, di mana semua tokoh dapat belajar.
Ajak anak menerima dan memahami kebingungan yang dialami sebagai hal yang wajar
Apa sih emosi alami yang dialami anak saat belajar hal baru? Terkejut, kagum, takjub, heran, ayo sebutkan lagi! Semua hal tersebut biasanya menimbulkan perasaan bertanya-tanya bagi anak. Kenapa pensil yang dimasukkan air bisa bengkok? Kenapa ada dua cara berbeda untuk mengerjakan soal matematika, tapi hasilnya sama?
Obrolkan perasaan bingung dan bertanya-tanya ini bersama anak, dan biarkan mereka memahami bahwa justru itulah yang membuat mereka tergerak untuk menyelidiki dan menumbuhkan keingintahuan.
Jangan langsung berikan jawaban
Saat anak merasa bingung dalam mengerjakan tugas, Ayah Ibu dapat membantu mereka, namun tidak dengan memberikan jawaban secara langsung. Tunjukkan pada anak bahwa orang dewasa pun perlu berpikir dan mencari tahu, seperti halnya anak kita. Kejar kebingungan anak, minta anak deskripsikan kesulitannya, dan tanyakan langkah-langkah yang mungkin mereka tempuh dalam menyelesaikan tugasnya.
Tunjukkan bahwa proses belajar itu berkelok dan penuh rintangan
Cara lain untuk menumbuhkan keingintahuan anak dalah dengan menunjukkan bahwa berbagai penemuan yang kita gunakan sekarang, awalnya timbul dari keraguan dan ketidakpastian. Ajak anak menyimak perjalanan tokoh-tokoh penemu yang membuat inovasi dari kesalahan, kebimbangan, bahkan kebetulan.
Ayah Ibu bisa menggunakan buku-buku pengetahuan yang Anda miliki di rumah, atau menonton berbagai kanal video YouTube bersama anak dan mendiskusikannya. Alkisah, seorang anak terpancing rasa ingin tahunya untuk belajar gara-gara sang ibu kerap mengajaknya menonton video TED sebelum tidur. Anda pun bisa melakukan hal serupa, bukan?
Apa strategi Ayah Ibu dalam menumbuhkan keingintahuan anak?
Foto oleh Raymond Bryson
One thought on “4 Tips Praktis untuk Menumbuhkan Keingintahuan Anak Anda”