4 Tips untuk Orangtua Membuat Anak Belajar Seasyik Bermain - Portal Bakat Anak

4 Tips untuk Orangtua Membuat Anak Belajar Seasyik Bermain

Diposting oleh:

Bakat Anak – Kalau begitu, bagaimana supaya saya bisa membuat anak belajar seasyik bermain?

Kita telah belajar bahwa rahasia belajar seasyik bermain ternyata ada dalam empat tahapan, mulai dari rasa ingin tahu, kesempatan belajar, pengalaman seru, dan kebermaknaan. Pertanyaannya adalah, bagaimana agar empat hal tersebut dialami oleh anak kita?

Video menarik berdurasi sekitar 3 menit ini adalah panduan Ayah Ibu untuk memahami bagaimana agar anak mengalami serunya belajar seasyik bermain. Asyik bukan berarti gampang, namun anak dengan antusias menyelesaikan tantangan belajarnya. Sudah siap menyimak videonya?

Dari video tersebut, apa saja tips praktis membuat anak belajar seasyik bermain yang bisa kita terapkan di rumah?

Jangan abaikan setiap pertanyaan maupun usulan anak, apapun itu

Nin dan sang ibu, kedua tokoh dalam video di atas, punya cerita tentang nanas. Iba dengan anaknya yang ingin es krim namun tak sanggup membelikannya, sang ibu memilih membekukan nanas yang telah dipotong serupa es krim untuk diberikan kepada Nin. Nin pun ternyata menyukainya. Di luar dugaan, Nin mengusulkan untuk menjual es nanas buatan sang ibu yang tak kalah enak dengan es krim lainnya.

Anak-anak itu unik. Mereka bisa melontarkan ide ajaib, aneh, atau bahkan ide yang tak terpikirkan oleh orang dewasa. Hanya saja, kita seringkali menganggap pertanyaan maupun usulan anak sebagai sesuatu yang enteng, yang perlu direspon ala kadarnya. Ya karena mereka ‘kan, cuma anak-anak.

Tips pertama membuat anak belajar seasyik bermain, adalah dengan tidak mengabaikan pertanyaan ataupun usulan anak, apapun itu. Karena di situlah rasa ingin tahu anak berada, dan kita sebagai orangtua tak boleh memadamkannya. Kalau saja sang ibu tak menghiraukan ide Nin untuk menjual es nanas, Nin tak akan pernah tahu rasanya belajar berjualan.

Ubah hal menjemukan menjadi menyenangkan

Banyak orangtua mengeluhkan bahwa anaknya malas belajar, mungkin termasuk anak-anak kita. Saya pun yakin, kita juga pernah malas belajar semasa sekolah. Kalau kita berhasil menemukan rahasia di balik kemalasan anak, sebenarnya belajar seasyik bermain itu mudah sekali dialami anak.

Nah, salah satu masalah yang membuat anak malas belajar, adalah topik pelajaran yang sama sekali tidak menarik. Kenapa aku harus belajar susunan pemerintahan desa, Ma? misalnya. Beberapa topik memang tidak ada kaitannya sama sekali dengan dunia anak, sehingga wajar jika anak tidak berminat belajar. Ini menjadi salah satu tantangan bagi Ayah Ibu dalam mengubah hal yang menjemukan bagi anak menjadi menyenangkan.

Bagaimana caranya mengubah kejemuan belajar menjadi belajar seasyik bermain? Salah satunya adalah mengubah pandangan bahwa kegiatan belajar yang tadinya sekadar kewajiban, menjadi kebutuhan. Membaca teori pemasaran bisa jadi menjemukan para mahasiswa, tetapi bagaimana saat mereka ditantang menjual produk kesukaan mereka? Di umurnya yang ketujuh, Nin dengan antusias belajar bagaimana cara menjual es nanasnya, dengan harapan dapat membantu sang ibu mencari nafkah.

bakat anak tips belajar seasyik bermain

Semisal, mengapa sih, anak setidaknya perlu mengetahui perangkat desa? Jawabannya bukan semata-mata untuk mengerjakan soal ulangan (ini menyedihkan), namun soal kebutuhan. Ayah Ibu bisa bercerita, misalnya, bagaimana proses mengurus KTP atau Kartu Keluarga, identitas penting yang nantinya harus anak miliki. Ada prosedur yang harus dilalui, yang salah satunya melibatkan perangkat desa. Atau, sekalian saja anak diajak berkunjung dan mengobrol langsung dengan Pak RT. Ini membuat belajar jadi lebih bermakna.

Katakan pada anak, “Kamu boleh gagal, Sayang.”

Salah satu hal yang membuat anak enggan mencoba hal baru – termasuk saat anak mengerjakan tugas – adalah takut gagal. Takut disalahkan. Takut mendapat nilai jelek. Ketakutan ini bisa muncul karena persaingan di kelas, perasaan tidak berhasil itu sendiri, maupun tuntutan Ayah Ibu sendiri terhadap anak. Penting bagi Anda untuk mengidentifikasi ketakutan anak.

Tips ketiga dalam membuat anak merasakan belajar seasyik bermain, adalah dengan menoleransi kegagalan anak. Pada awalnya, Nin gagal menjual es nanas kesukaannya, padahal es buatan ibunya sangat enak. Namun, sang ibu tidak serta-merta meminta Nin untuk berhenti berjualan atau memarahinya karena dagangannya tidak laku.

Justru, ia mendorong sang anak untuk mencari tahu bagaimana mengatasi kegagalannya. Nin diminta berkunjung ke pasar sekali lagi untuk mengamati bagaimana orang-orang berjualan, dan membuat kesimpulannya sendiri. Alhasil, Nin akhirnya menemukan cara memberi harga dan berjualan dengan tepat, dan membuat es nanasnya ludes terjual.

Tugas kita sebagai orangtua adalah berhenti menjustifikasi kegagalan anak, dan mendorong mereka untuk menemukan solusi baru atas kegagalan yang dialaminya. Jangan lupa beritahu anak bahwa ia boleh gagal.

Tunjukkan pada anak, bahwa Anda juga sedang belajar

Teladan sang ibu kepada Nin dalam belajar bukanlah teori ini-itu. Namun ia menunjukkan kepada sang anak bahwa sebagai penjual buah yang tidak sekolah sekalipun, sang ibu juga belajar. Sang ibu menunjukkan bagaimana cara mengupas dan memotong buah-buahan. Bahkan, sebagai seorang pedagang pun, sang ibu tak ingin Nin belajar dari dirinya saja, melainkan meminta Nin untuk mengamati pedagang-pedagang lain di pasar.

Tips keempat agar anak dapat belajar seasyik bermain, adalah dengan menunjukkan keseruan belajar tersebut kepada mereka. Mungkin Ayah Ibu beranggapan bahwa anak tidak akan mengerti seluk beluk profesi kita dan apa yang kita kerjakan, namun sesekali Anda perlu melakukannya.

Apa gunanya? Anak perlu tahu, bahwa sebagaimana anak-anak seusianya, orang dewasa pun belajar, dan bisa belajar seasyik bermain. Orang dewasa punya tugas-tugas yang harus dikerjakan, dan Anda juga punya tanggung jawab untuk menambah ilmu dengan belajar hal-hal baru. Misalnya, tunjukkan pada anak bagaimana Ayah Ibu mencari dan mengeksekusi sebuah ide dalam pekerjaan Anda.

Apapun pekerjaannya, Anda pasti belajar, dan anak perlu tahu hal itu. Sudah saatnya orangtua dan anak saling bercerita dan mendukung agar proses belajar kita semua kian seru, seasyik bermain!

 

Apa langkah pertama Anda dalam membantu anak menikmati belajar seasyik bermain?

 

Foto oleh Geraint Rowland


panduan memilih sekolah untuk anak zaman now

Leave a Reply

Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
rss
rss
rss
Mas Yana : Saya pikir masih sama konteksnya. jika jiwa kompetitif anak diarahkan kepada hal baik, seperti anjuran agama "
Zalllll, can u help me? : Dan lebih parahnya lagi, aku hampir mau bundir hehe gara tertekan capek disuruh ini itu sm ortu yg strict pare
Seorang anak Strict parents:)) sad : Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah...bahkan liat bang