8 Tips Jitu Untuk Menstimulasi Anak Agar Gemar Belajar
Bakat Anak – Apa yang bisa kita lakukan sebagai orangtua agar anak gemar belajar?
Sebelumnya, kita sudah mengenal bagaimana efek Zeigarnik bisa memotivasi anak menekuni bakatnya saat semangat belajarnya turun. Kita tentu sadar bahwa baik anak maupun orang dewasa seperti Ayah Ibu, pasti mengalami fase naik-turun, baik dalam belajar, mengembangkan bakat, dan berkarier. Nah, bagaimana kita bisa menstimulasi anak agar mereka dapat mengelola diri dan tetap gemar belajar?
Tentu strategi tiap orangtua berbeda-beda dalam menghadapi anaknya – bahkan tiap anak bisa mendapatkan perlakuan berbeda, tergantung keunikannya. Guru, penulis, dan pemerhati pendidikan, Joanne Foster, berbagi delapan tips yang bisa dipraktikkan Ayah Ibu untuk menstimulasi anak agar gemar belajar… dan berkarya! Kita simak sama-sama, yuk!
1. Perkaya hidup anak dengan bahasa, musik, dan aktivitas fisik
Sejalan dengan teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog perkembangan, Howard Gardner, Joanne Foster berpendapat bahwa anak tidak hanya berkembang dengan belajar di sekolah yang menstimulasi kecerdasan logika saja. Anak perlu belajar mengembangkan bagian kecerdasan majemuk yang lain, melalui musik, puisi, olahraga – apapun yang memanfaatkan indera anak.
Kecerdasan majemuk yang dikelola dengan baik akan menjadikan anak seorang pembelajar yang paham bagaimana cara belajar terbaik sesuai keunikannya. Dengan demikian, anak lebih terpacu untuk gemar belajar.
2. Picu rasa ingin tahu anak
Keingintahuan membuat anak semangat belajar, sebaliknya ketidaktertarikan membuat anak bosan belajar. Ayah Ibu bisa memicu rasa ingin tahu anak dengan mengajukan pertanyaan yang menarik, dan tantang anak untuk membuat pertanyaannya sendiri sesuai minatnya. Kemampuan bertanya membuat anak belajar lebih banyak ketimbang anak-anak lain yang hanya belajar menghapalkan jawaban. Dan anak yang gemar bertanya, pasti gemar belajar dan mencari tahu.
3. Berikan kesempatan berefleksi
Belajar saja tidak cukup – anak perlu memahami dirinya sendiri yang sedang belajar untuk mengetahui sejauh mana ia berkembang dalam bidang bakat yang ditekuninya. Ayah Ibu dapat mengajak anak mengobrol tentang kegemaran dan minatnya saat ini, dan bagaimana anak ingin mengembangkan apa yang digemarinya sekarang di kemudian hari. Jika anak kesulitan menjawab, Anda bisa memberi waktu anak untuk berpikir.
4. Jangan terlalu serius
Jangan terlalu menekan anak untuk mencapai prestasi tertentu. Tekanan justru seringkali membuat anak berhenti gemar belajar. Apapun capaian anak dalam pengembangan bakatnya, coba bergembiralah bersama anak. Apresiasi usaha mereka, berikan pelukan hangat, dan tertawalah bersama.
5. Jadilah teladan
Seringkali kita menuntut anak gemar belajar, namun saat pulang kerja kita mengeluhkan beban pekerjaan kita di depan anak-anak. Kita justru tidak menunjukkan orangtua yang mampu menjalani kariernya secara positif, terlepas dari berbagai tantangan yang ada.
Tugas Anda sekarang sederhana (tapi rumit): menjadi teladan yang menekuni karier kepada anak. Ayah Ibu bisa bercerita bagaimana Anda berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya untuk menemukan di mana arah karier Anda yang sebenarnya. Ini sekaligus menjelaskan pada anak bahwa pengembangan bakat (dan karier nantinya) tidak berjalan linier. Lagipula, karier bukan tanda titik, bukan perhentian akhir manusia.
6. Berikan umpan balik sesegera mungkin
Mengapa sih anak-anak suka bermain game? Salah satu elemen dalam game yang menarik adalah umpan balik sesegera mungkin. Saat anak menggerakkan karakter, ia bisa melihat langsung apakah usahanya berhasil atau tidak. Anak jadi cepat tahu di mana kesalahannya, dan dengan cara apa ia bisa memperbaikinya. Inilah yang membuat anak gemar bermain game: karena anak bisa melihat dirinya berkembang dari waktu ke waktu.
Dalam belajar dan mengembangkan bakat anak, kita bisa memberikan umpan balik sesegera mungkin pada usaha anak. Seperti halnya bermain game, belajar jadi lebih seru saat anak dengan segera menyadari perkembangan diri di bidang bakat yang ditekuninya. Masak harus menunggu UTS, UAS, dan Ujian Nasional? Tenggang waktunya terlalu lama untuk membuat anak gemar belajar, hehehe.
7. Bahas target belajar anak
Salah satu hal yang membuat anak kehilangan semangat untuk belajar adalah karena dibebani target belajar yang terlalu tinggi. Atau sebaliknya, target belajar yang terlalu rendah membuat anak tidak tertantang untuk belajar.
Untuk mengembalikan gemar belajar dalam diri anak, Anda dapat membahas target belajar bersama anak. Mungkin anak perlu membuat target belajar yang lebih mudah dicapai, semisal memainkan 5 lagu klasik ketimbang 10 lagu klasik dalam 3 bulan. Atau sebaliknya, anak perlu membuat target belajar yang membuatnya tertantang, semisal menulis blog dua kali dalam seminggu.
Intinya, jangan sampai anak tertekan atau lesu karena tidak lagi tertantang untuk belajar.
8. Tumbuhkan sikap apresiatif dalam keluarga
Saat Ayah Ibu biasa mengapresiasi usaha anak dalam belajar dan berkarya, anak pun dengan mudah akan melakukannya juga pada diri mereka sendiri. Anak tidak lagi melihat diri mereka sebagai orang yang sepenuhnya gagal saat tidak berhasil memenangkan perlombaan, namun bersyukur bahwa dirinya telah berusaha semaksimal mungkin, sesuai kapasitasnya sebagai seorang pembelajar. Dengan demikian, anak tidak mudah berhenti gemar belajar saat menghadapi kegagalan atau saat target belajarnya tidak tercapai.
Hal apa yang membuat anak Anda menekuni bakat dan gemar belajar?
Dengan mempraktekkan Pendidikan yang Menumbuhkan, orangtua dapat optimal mengembangkan bakat anak. Dapatkan buku Anak Bukan Kertas Kosong serta bonus GRATIS poster mengenali kecerdasan majemuk anak, poster menstimulasi kecerdasan majemuk dan buku-e Hari Pertama Sekolah. Klik Buku.TemanTakita.com
Foto oleh Kars4Kids
Peran orangtua memang sangat penting dalam menstimulasi semangat anak dalam belajar. Jadi harus ada kerjasama yang baik diantara keduanya.