Belajar Berpuasa, Belajar Mengelola Diri buat Anak: Inilah 4 Tipsnya
Bakat Anak – Mengapa berlatih mengelola diri penting buat anak?
Bagi anak-anak yang memulai belajar berpuasa untuk pertama kali, ini adalah momentum mereka belajar menahan diri untuk tidak makan dan tidak minum selama sekian waktu. Belajar menahan diri berarti berlatih mengelola diri untuk meraih tujuan yang diinginkan.
Ada sebuah percobaan yang diperkenalkan Walter Mischel yang memperlihatkan bahwa anak berumur 4 tahun sudah bisa mengelola diri. Percobaan yang menggunakan marshmallow (kudapan manis kesukaan anak-anak) tersebut menguji seberapa lama seorang anak menahan diri untuk tidak memakan sebuah marshmallow di depannya. Orang dewasa mengatakan, jika anak berhasil melakukannya, ia akan mendapatkan dua buah marshmallow. Dalam percobaan tersebut, anak berhasil menahan diri tidak memakan marshmallow saat ia percaya dengan yang dikatakan oleh orang dewasa.
Belajar berpuasa dapat memfasilitasi anak belajar mengelola diri. Kemampuan yang penting, tak hanya untuk berpuasa saja, tapi juga untuk pengembangan bakat anak. Saat anak sudah menemukan fokus belajar pada bidang bakat tertentu, anak belajar menyisihkan waktu untuk menekuni bakatnya. Waktu tersebut bisa saja tersita untuk melakukan hal lain yang tampak menarik. Saat anak belajar menentukan apakah ia memilih menekuni bakat yang sudah dipilihnya atau melakukan hal lain, ia belajar mengelola diri.
Oleh sebab itu, bulan puasa dapat menjadi momentum yang tepat untuk anak belajar berpuasa sekaligus belajar mengelola diri bersama Ayah Ibu. Apa saja hal yang dapat Ayah Ibu perhatikan dalam membantu anak mengelola dirinya?
1. Percaya adalah Benih Mengelola Diri
Menumbuhkan kemampuan mengelola diri anak membutuhkan kepercayaan anak, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri. Dalam percobaan marshmallow, saat anak percaya perkataan orang dewasa bahwa dalam sekian menit ia akan mendapatkan marshmallow, ia tak perlu memakan marshmallow yang ada di depan matanya. Saat anak yakin bahwa menyisihkan waktu untuk menekuni bakat akan meningkatkan keahlian dalam bidang bakat tersebut, tak akan terpikir baginya untuk melakukan hal lain yang tampak menarik baginya.
2. Hidup bukan Sumbu Petasan yang Pendek
Saat orangtua kurang bisa mengelola emosi dengan baik, atau mudah marah melihat perilaku negatif anak, anak akan membuat asosiasi di kepalanya bahwa hidup itu seperti sumbu petasan yang pendek, yang disulut sebentar langsung menimbulkan ledakan. Namun saat orangtua bisa tenang menangani perilaku negatif anak, anak dapat menjadikannya contoh, bahwa ia tak perlu segera ‘meledak’ saat mendapati kondisi-kondisi sulit, baik saat berpuasa maupun saat menekuni bakatnya. Jadilah teladan mengelola diri.
Taman Gagasan Anak, Siap Tularkan Virus #AkuBisa di Indonesia
Inilah Cara Sederhana yang Membuat Anak Anda Melakukan Perubahan
Ide Solutif Anak, Lahirnya dari Empati
3. Berikan Batasan dengan penuh Pengertian
Saat Ayah Ibu memberikan batasan yang dapat dimengerti dan diterima anak, anak akan belajar mengelola diri. Hukuman yang tidak dimengerti anak justru tidak melatih anak mengelola diri, karena anak tidak benar-benar berhenti melakukan sesuatu yang dilarang atas kemauannya sendiri, melainkan karena dipaksa. Ayah Ibu dapat mendiskusikan aturan di rumah bersama anak agar mereka memahami dan menerima batasan yang telah ditentukan bersama.
4. Seperti Kemampuan Lainnya, Mengelola Diri butuh Latihan
Salah satu cara untuk semakin ahli dalam bidang bakat yang ditekuni anak, adalah berlatih mengelola diri. Apapun yang dipelajari anak, baik berpuasa maupun mengembangkan bakatnya, belajar hal baru adalah petualangan yang menegangkan, memasuki wilayah yang belum dikenali anak. Menghadapi berbagai kejutan, hambatan, bahkan kegagalan adalah latihan mengelola diri. Oleh sebab itu, Ayah Ibu dapat membantu anak menenangkan diri saat ia mulai cemas, baik saat ia belum berhasil berpuasa secara penuh maupun saat anak mengalami kegagalan dalam menunjukkan hasil belajar terkait bidang bakat yang ditekuninya.
Apa tips Ayah Ibu membantu anak belajar berpuasa pada hari pertama?
Foto oleh Jeremy Segrott