Berkarier di Bidang Sains? Ini Saran dari Pemenang Hadiah Nobel
Bakat Anak – Bagaimana mengetahui bahwa karier di dunia sains tepat buat anak kita?
Pada 6 Oktober 2015 lalu, kita baru saja mendengarkan pengumuman pemenang hadiah Nobel di bidang fisika. Tidak hanya satu, melainkan dua orang sekaligus – dari barat di Kanada, sampai timur di Jepang. Nah, bagaimana sih rasanya berprofesi di dunia sains? Dan apa tips berkarier di bidang sains, yang mungkin sedang diminati anak Anda?
Buat para Ayah Ibu yang belum tahu, Takaaki Kajita dari University of Tokyo dan Arthur B. McDonald dari Queen’s University berhasil meraih penghargaan Nobel di bidang fisika tahun 2015. Penghargaan tersebut diberikan karena mereka berhasil menunjukkan bahwa salah satu partikel subatomik, yakni neutrino, ternyata memiliki bobot alias massa.
Eksperimen yang dilakukan oleh Kajita dan McDonald berada di dua tempat berbeda – satu dilakukan di Super-Kamiokande di Jepang, satu lagi dilakukan di Sudbury Neutrino Observatory. Hasilnya membuktikan fakta yang berbeda dengan dugaan teoretis sebelumnya (diusung oleh Model Standar), bahwa neutrino tidak memiliki massa.
Meskipun secara kasat mata budaya riset masih belum berakar kuat di Indonesia, kita mengakui banyak orang sukses yang menjajaki kariernya di dunia sains. Sebut saja mantan presiden kita, B.J. Habibie, atau Khoirul Anwar, pemilik paten teknologi broadband yang digunakan pada jaringan 4G LTE. Hayo, siapa lagi tokoh ilmuwan Indonesia yang bisa Ayah Ibu sebut?
Apa sih rahasia orang-orang yang berkarier di bidang sains? Seorang pemenang hadiah Nobel di bidang kimia pada 2006, Roger Kornberg, berbagi inspirasi dari pengalamannya dalam bergelut sebagai seorang ilmuwan. Bagaimana anak nantinya bisa yakin bahwa berkarier di bidang sains – atau bidang apapun – adalah jalan yang tepat bagi dirinya? Simak video singkat berikut:
Dalam berbagi kiat berkarier di bidang sains, Roger Kornberg mengacu pada dua hal utama, yakni seberapa dalam ketertarikan dan komitmen anak di bidang tersebut. Kornberg bahkan mengakui bahwa dua hal tersebut sulit dijawab, bahkan oleh pemenang hadiah Nobel seperti dirinya.
Di masa mudanya, ia bercerita bahwa ia tak benar-benar tahu seberapa baik kariernya akan dijalani, namun ia merasakan bahwa saat tahun demi tahun berlalu, keahliannya di bidang kimia pun semakin meningkat. Yang pasti, ia berujar, saat anak benar-benar yakin dengan pilihan arah kariernya, tidak ada halangan apapun yang tak dapat dilampaui.
Tips berkarier di bidang sains ini ternyata juga bisa diterapkan dalam bidang bakat lainnya – karena yang terpenting, seperti telah dijelaskan oleh sang pemenang hadiah Nobel, adalah kesadaran akan tentang seberapa dalam ketertarikan dan komitmen diri mereka terhadap suatu bidang bakat.
Dalam perjalanan menuju pengambilan keputusan akan arah kariernya nanti, Ayah Ibu akan sering melihat bagaimana anak memiliki minat yang berubah-ubah. Ini bukanlah sebuah masalah, karena anak pasti mengalami fase eksplorasi, ketika ia menjajaki berbagai topik sampai benar-benar menemukan apa yang menjadi fokus belajarnya.
Berkomitmen di sebuah bidang bakat berarti belajar menjadi mandiri dan menanggung risiko dari pilihan anak. Menekuni bakat apapun, baik sains atau musik, pasti mengharuskan anak untuk menyisihkan sebagian waktunya – bisa jadi waktu bermainnya – untuk mendalami hal apa yang ia pilih. Entah dengan membaca buku, melakukan pengamatan dan uji coba, mengikuti les, sampai berlatih.
Bagaimana Ayah Ibu mendukung minat anak untuk belajar sains?
Foto oleh Denali National Park and Preserve
3 thoughts on “Berkarier di Bidang Sains? Ini Saran dari Pemenang Hadiah Nobel”