Club Kembang, tentang Menghormati Anak sebagai Manusia Seutuhnya
Bakat Anak – Apakah Ayah Ibu berpendapat bahwa Jakarta kekurangan ruang terbuka untuk anak?
Saat pertama kalinya menjejakkan kaki di Jakarta sebagai orang dewasa, pemandangan yang tercitra di kepala saya adalah bahwa Jakarta penuh sesak dengan mall. Kalau kita biasa mendengar guyonan tentang dua minimarket berbeda yang buka bersebelahan, nah, di Jakarta, kita bisa melihat dua mall berbeda berdiri berdampingan. Orang dewasa maupun anak-anak, mainnya ya di mall.
Setidaknya, itulah bayangan yang saya punya saat itu.
Namun ternyata kesan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Memang benar, Jakarta sudah penuh sesak dengan gedung-gedung pencakar langit. Tidak mudah bagi banyak keluarga di Jakarta untuk memiliki halaman rumah yang nyaman dan teduh, sebagai ruang terbuka untuk beraktivitas bersama. Banyak yang merindukan hal tersebut, termasuk Adinda Simanjuntak, yang kemudian mencetuskan berdirinya Club Kembang.
Pada Sabtu, 1 Agustus kemarin saya berkesempatan untuk menginjakkan kaki di Club Kembang. Tidak lagi menjadi anak-anak, ini adalah salah satu kesempatan langka bagi saya untuk menikmati semilir angin di bawah pohon yang teduh saat itu, sebelum bertemu dengan Ade Fitri. Seperti ruang terbuka yang saya bayangkan sebelumnya, sebagian besar area Club Kembang memang tak beratap dan berfungsi sebagai playground alias taman bermain.
Ade Fitri yang menyambut saya kemudian menjelaskan bahwa Club Kembang yang umurnya menjadi setahun di bulan September nanti, sebenarnya merupakan cabang dari Sekolah Kembang. Club Kembang sendiri pun menggunakan lokasi Playgroup Sekolah Kembang sebagai tempat berkegiatan anak. Tentu saja, berbeda dengan sekolah biasa, Club Kembang menjadi fasilitas yang dapat diakses siapa saja, dan tidak mengikat.
Meskipun disediakan untuk anak, Club Kembang menegaskan bahwa selama berkegiatan di sana, anak tetaplah tanggung jawab orangtuanya – dan para orangtua diedukasi untuk itu. Seringkali, saat orangtua mengajak anak ke sebuah activity center yang banyak terdapat di mall, anak kemudian ditinggal orangtuanya jalan-jalan. Konsep yang ditawarkan Club Kembang adalah interaksi anak-orangtua, sehingga hal-hal kecil seperti kebersihan, tetap dikontrol oleh orangtua.
Yang Harus Dipahami Orangtua sebelum Memasukkan Anak ke Kursus Bakat
Kemudian, Tempat Menulis, Membaca, dan Mengapresiasi
Apa Bekal Penting untuk Pengembangan Bakat Anak?
Berlatar di playground atau tempat bermain, Club Kembang berfokus menyediakan kegiatan anak yang berkaitan dengan tactile experience; pengalaman nyata – bukan digital maupun virtual – yang bisa langsung dirasakan oleh indera anak. Dengan rentang usia anak yang disasar Club Kembang, kegiatan yang mereka tawarkan sebagian besar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan stimulasi motorik, terutama motorik halus. Ditambah pula, Club Kembang yang berada di ruangan terbuka memberi kesempatan anak untuk ‘bersentuhan’ dengan alam. Misalnya, diterpa angin, terkena sinar matahari langsung, dan hal-hal lain yang tidak mungkin dialami anak di ruangan tertutup.
Terdapat #EarlyArtSensory untuk anak 1,5 – 3 tahun, #FineMotorFun untuk anak 4 – 9 tahun, dan berbagai lokakarya untuk anak yang lebih besar. Berbagai kegiatan anak dalam membuat karya seni dilakukan Club Kembang dengan Ganara Art Studio. Beberapa workshop dapat diikuti anak yang lebih besar sampai orang dewasa, semisal membuat sabun, merajut, dan menyablon kaos. Fitri mencontohkan bahwa pernah ada nenek bersama cucunya yang berusia 12 tahun merajut bersama. Setiap anak yang berkegiatan di Club Kembang akan pulang dengan membawa hasil karya yang dikerjakannya.
Saya yang kemudian juga berkesempatan bertemu dengan Adinda Simandjuntak, dijelaskan bahwa Club Kembang berdiri pada prinsip rasa hormat kepada anak. Ia percaya bahwa anak terlahir sebagai individu, manusia yang utuh, yang perlu dihormati oleh orang dewasa – termasuk orangtua anak. Adinda mengaku bahwa tidak mudah mengajak orangtua untuk berpikir yang demikian.
Oleh karena itu setiap kegiatan anak di Club Kembang diarahkan untuk menghargai keunikan anak. Anak dibebaskan untuk membuat apapun yang mereka inginkan, dan ini tidak boleh mendapatkan intervensi dari orangtua. Sebaliknya, orangtua diarahkan untuk berkolaborasi, membuat karya bersama tanpa mendikte anak. Nah, Club Kembang yang berada di Jalan Kemang II no 1, Jakarta Selatan ini dibuka setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu dari pukul 10 pagi hingga 6 sore. Ayah Ibu bisa menyimak berbagai kegiatan yang mereka adakan melalui akun Facebook, Twitter, maupun Instagram mereka.
Apa kegiatan di ruang terbuka yang paling disukai oleh anak Ayah Ibu?
Foto dicuplik dari sini