Buat Anak yang Suka Membaca, Ini Serunya jadi Editor Buku
Bakat Anak – Profesi terkait kepenulisan tidak hanya jadi penulis saja, lho, Ayah Ibu.
Bersyukurlah jika anak Ayah Ibu gemar membaca buku. Tidak bermaksud mendiskreditkan kegemaran anak yang lain, namun keterampilan membaca anak Indonesia memang masih perlu ditingkatkan. Kegemaran membaca buku tentu saja tak lepas dari kualitas buku yang dibaca anak. Nah, selain berterima kasih kepada sang penulis, ada pihak kedua – yang mungkin kurang kita kenal – yang turut menyukseskan lahirnya sebuah buku berkualitas.
Pihak kedua tersebut bernama editor buku, atau dalam padanan bahasa Indonesia lainnya, penyunting buku. Nama mereka dibubuhkan di dalam buku yang sedang anak Anda baca sekarang, meskipun tak seterkenal sang penulis. Jika saya tantang Anda untuk menyebutkan satu nama editor alias penyunting buku di Indonesia, mungkin Ayah Ibu akan kebingungan.
Nah, jika saya sempat menyinggung betapa pentingnya memberikan apresiasi dalam pengembangan bakat anak, seorang editor buku bisa dikatakan memiliki kegiatan yang kurang lebih sama – mengapresiasi karya dalam bentuk tulisan. Tentu, agar buku-buku yang kurang berkualitas tidak membanjiri pasar (namun, lagi-lagi ini bertalian dengan kebijakan penerbit), seorang editor buku bertanggung jawab menyeleksi mana naskah yang sudah waktunya dikembangkan sebagai tulisan yang apik, dan mana yang membutuhkan lebih banyak latihan.
Maka, semua buku yang Ayah Ibu beli maupun bacakan untuk anak tak lepas dari tangan sang penyunting alias editor buku. Menyunting sebuah buku berarti mengapresiasi usaha sang penulis, sekaligus memberikan umpan balik konstruktif agar sebuah karya dapat naik cetak dengan kualitas yang lebih baik. Seorang editor buku menangani banyak hal, dari ejaan, fakta-fakta, maupun konsistensi dan keruntutan tulisan.
Nah, bidang kepenulisan tak selamanya berfokus pada satu jenis profesi saja, yakni penulis. Menjadi editor atau penyunting buku adalah opsi lain yang mungkin bisa ditekuni anak Ayah Ibu yang gemar membaca buku – dan tentu saja, melatih kepekaan dalam menelusuri sebuah tulisan. Apa sih yang menyenangkan dari profesi editor buku?
Rimba Baca, Rayakan Petualangan Membaca bersama Anak
Anak Gemar Membaca? Bagaimana kalau Ditambah Gemar Menulis?
Jurnalis Games, Pilihan Karir buat Anak yang Suka Bermain Game
David Kudler, seorang penyuntingbuku yang punya minat khusus pada mitos, berbagi pengalamannya seputar menjadi seorang penyunting. Ada tiga hal dasar yang menjadi kesukaan seorang penyunting buku, yang bisa jadi sudah anak Ayah Ibu miliki. Pertama, dan pastinya, menjadi seorang penyunting buku berarti menyukai (membaca) dan peduli pada buku-buku.
Kedua, menjadi seorang penyunting buku berarti menyukai para penulis. Jika menulis berarti mengekspresikan diri maupun ide ke dalam tulisan, seorang penyunting buku akan mendukung secara penuh para penulis agar dapat berbahasa dengan gemilang dalam karyanya. Ya, karena bisa jadi, penyunting buku juga punya cita-cita untuk menulis bukunya sendiri. Saat mereka tak menulis buku, mereka dengan senang hati membantu para penulis melakukannya.
Ketiga, sehubungan dengan poin kedua, seorang editor buku membantu mewujudkan impian para penulis. Seorang penulis tentu saja menginginkan karyanya terpajang dengan sangat baik, menjadi karya bermutu yang dapat dinikmati masyarakat. Dengan memberi banyak masukan – yang mungkin akan terdengar cerewet bagi sebagian penulis – seorang penyunting buku mengapresiasi sebuah ide, yang butuh pengembangan agar berbuah manis.
Dan tentu saja, selain juga melatih berbagai kecerdasan, termasuk kecerdasan aksara dan kecerdasan logikanya, anak Ayah Ibu yang berkeinginan menjadi seorang editor buku pasti punya cita-cita yang akan membahagiakannya saat diraih: menyunting karya penulis favoritnya. Ditambah, berkesempatan menjadi pembaca pertama karya sang penulis favorit sebelum terbit ke pasaran!
Apa profesi terkait kepenulisan yang sedang diminati anak Ayah Ibu saat ini?
Foto oleh Nic McPhee