Penulis Buku Anak Terkenal Ini Ternyata Pernah Dilarang Menulis Oleh Ibunya
Bakat Anak – Penulis tenar yang pernah dilarang menulis oleh ibunya tersebut bernama Enid Blyton.
Ayah Ibu mungkin pernah mendengar perdebatan apakah pekerjaan A lebih baik dari pekerjaan B. Salah satu yang sempat ramai adalah membandingkan pengusaha dengan karyawan biasa. Namun bisakah kita membanding-bandingkan berbagai pekerjaan? Atau, yang lebih tepat adalah menemukan karier (apapun) yang sesuai dengan diri kita? Kisah Enid Blyton akan menjadi jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Saya jamin generasi Ayah Ibu pasti mengenal Enid Blyton. Salah satu karya terkenal yang diterjemahkan di Indonesia adalah Lima Sekawan, yang saya temukan saat berkunjung ke perpustakaan sekolah. Ia merupakan salah satu penulis buku anak yang paling populer yang pernah menghiasi masa kecil Anda. Namun tahukah Anda bagaimana Enid Blyton memilih penulis sebagai kariernya?
Pernah dilarang menulis oleh sang ibu
Enid kecil sudah menunjukkan minatnya di bidang kepenulisan. Hal tersebut menjadi prestasinya yang menonjol, karena ia biasa-biasa saja di bidang akademik lainnya di sekolah. Ia kemudian mengikuti lomba menulis puisi yang diselenggarakan Arthur Mee pada tahun 1911. Saat itu, ia berkesempatan untuk menerbitkan karyanya dan menulis lebih banyak lagi. Namun bagi sang ibu, menulis itu membuang-buang waktu dan uang.
Sang ayah yang lebih bebas mengajarkan banyak hal pada Enid kecil, termasuk belajar seni musik. Di bawah bimbingan sang ayah, Enid kecil belajar piano. Melihat kemampuannya, sang ayah menyarankan agar ia mengikuti jejak saudaranya untuk menjadi musisi profesional. Namun Enid Blyton pada akhirnya tetap bersikukuh menjadi seorang penulis, karena ia merasa lebih cocok dan bersemangat di sana.
Adalah membosankan jika kita harus bekerja di bidang yang membuat kita tidak bersemangat untuk mencapai sesuatu.
Enid Blyton semakin memantapkan dirinya untuk berkarier sebagai seorang penulis, terutama penulis buku anak, saat seorang kawannya meminta ia untuk bercerita untuk anak-anak di sekolah minggu. Di situ ia sadar bahwa ia menikmati kegiatan bersama anak-anak. Dan meskipun ia tidak memilih musik sebagai karier, belajar piano membantunya untuk mengarang lagu untuk anak-anak. Tidak ada yang sia-sia.
Tidak gampang jadi penulis
Ayah Ibu sudah melihat betapa besar semangat Enid Blyton untuk menjadi penulis buku anak. Namun seperti para penulis lainnya, pada awalnya tulisan-tulisan Enid banyak ditolak oleh penerbit. Ini sangat klasik dan dialami banyak penulis terkenal lain, yang menyiratkan sebuah kenyataan bahwa usaha keras diperlukan dalam berkarier.
Tanggapan Enid pun serupa, “Sikap berjuang adalah satu hal yang akan membantumu – yang memberimu keteguhan, karakter, dan keyakinan diri – dalam profesi dan usaha apapun, dan pastinya termasuk menulis.”
Masalah lain dialami oleh Enid Blyton: ia ingin jadi penulis buku anak, tapi merasa belum kenal dekat dengan anak-anak. Bisakah saya menulis buku anak yang bagus? Beruntung Ida Hunt, seorang kawan, memberi ide agar Enid bekerja sebagai guru anak-anak. Tawaran tersebut diterima, dan ternyata setelah menjalani pelatihan guru di National Froebel Union, Enid merasa begitu mudah terpikat oleh anak-anak. Semakin teguhlah impiannya.
Berimajinasi
Pada awalnya Enid lebih banyak menulis puisi, seiring prestasinya di sekolah dulu. Namun buku cerita anak adalah hal yang berbeda dengan puisi. Ia pun mencoba mengingat hal-hal yang pernah didengarnya semasa kecil, termasuk mitologi Nordik yang disukainya. Hal tersebut kemudian menjadi inspirasinya untuk menulis salah satu buku pertamanya, yakni serial Faraway Tree. Buku cerita anak tersebut berkisah tentang pohon ajaib yang dapat dipanjat untuk bertemu berbagai makhluk fantasi.
Karena masa kecilnya terasa biasa-biasa saja, terutama setelah sang ayah meninggalkan keluarga Enid Blyton saat Enid berusia 13 tahun, Enid Blyton lebih banyak mengandalkan imajinasi dalam mencari ide untuk menulis. Salah satu suratnya kepada Peter McKellar, seorang psikolog, ia mengungkapkan bahwa ia hanya perlu menutup matanya beberapa menit, dan menunggu sampai bisa melihat sosok anak-anak dalam pikirannya. Pada akhirnya, Enid menekankan dalam salah satu tulisannya, “Cinta saya kepada anak-anak menjadi dasar semua karya saya.”
Enid Blyton pada akhirnya menjadi penulis buku anak yang dikenal berbagai generasi. Dan seperti penulis lainnya, ia pun menuai kritik terkait isi ceritanya, dan beberapa bukunya telah disunting agar lebih sesuai dengan masyarakat saat ini. Terlepas dari hal tersebut, ia bisa membuktikan dan setuju bahwa apapun pekerjaan dan karier yang kita jalani adalah baik, selama membuat kita bersemangat untuk terus mengembangkan diri dan mencapai sesuatu.
Ingin merintis karier anak Anda? Nantikan buku “Karier Bukan Tanda Titik”, ya!
Foto dicuplik dari sini