Hari Pramuka dan Upaya Menumbuhkan Kemandirian Anak - Portal Bakat Anak

Hari Pramuka dan Upaya Menumbuhkan Kemandirian Anak

Diposting oleh:

Bakat Anak – Apa pengalaman berkesan Ayah Ibu sebagai seorang anak pramuka?

Beberapa hari lalu keponakan saya yang duduk di bangku SD mengunggah foto baru di kontak instant messenger-nya. Ternyata, dia akan mengikuti Persami, alias Perkemahan Sabtu Minggu di sekolahnya. Potret lapangan yang akan digunakan sebagai area perkemahan sejenak mengingatkan saya bahwa bulan di Agustus ini, tiga hari sebelum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kita memperingati Hari Pramuka yang ke 54!

Kita tentu tak asing dengan nama pendiri gerakan pramuka, Lord Baden Powell. Namun saya termasuk salah seorang yang baru sadar apabila gerakan pramuka didirikan untuk membina remaja dan kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan. Pada 1907 dua puluh satu pemuda diajaknya berkemah di Pulau Brownsea selama 8 hari, dan diberikan pelatihan scouting intensif oleh sang pendiri. Kisah keberhasilan Lord Baden Powell ini pun dituliskannya dalam buku “Scouting for Boy”.

bakat anak hari pramuka

Kalau ditanya tentang apa ciri khas gerakan pramuka, saya yakin tentu kita bisa menjawabnya. Kedisiplinan, keberanian, kemandirian, kemampuan bertahan hidup, dan masih banyak lagi. Menilik berbagai metode kepramukaan yang ada, anak diajak untuk berbagai kegiatan praktik sebagai bentuk learning by doing, belajar bekerja sama dan berkompetisi dalam kelompok, yang mencakup aktivitas yang menantang, yang misalnya dilakukan di alam terbuka.

Namun menuliskan hal ini mengingatkan saya pada pengalaman dosen saya saat menyaksikan kegiatan pramuka. Beliau mengisahkan kejadian ‘lucu’ saat mengunjungi keponakannya – yang duduk di bangku SMP – yang sedang mengikuti perkemahan pramuka. Berbeda dengan bayangan beliau, perkemahan yang berlatar di sebuah perkebunan tersebut menggunakan penerangan berbasis listrik dan peralatan memasak berupa kompor dan tabung LPG.

Saya yang lahir sebagai generasi 90-an pun, termasuk kaget saat menyimak cerita beliau.

Para orangtua mungkin boleh jadi mengunjungi anaknya yang sedang berkemah, namun yang terjadi justru lebih dari itu. Peralatan memasak menganggur karena sebagian orangtua malah mengirim makanan ke perkemahan pramuka – perkemahan yang diadakan untuk anak SMP. Sampai diadakan lomba memasak antarregu pun, terdapat pemandangan yang mengejutkan: alih-alih anak yang ikut perkemahan pramuka yang berlomba, justru para ibu mereka yang unjuk gigi!

Saya sendiri tidak memiliki informasi terbaru mengenai perkembangan pramuka atau kegiatan kepanduan di generasi anak-anak saat ini. Namun, bercermin pada kisah di atas, saat anak dilatih untuk mandiri dan disiplin, justru orangtua – yang juga menginginkan sikap tersebut mereka lihat pada anak – yang menggagalkannya. Bahkan sebelum anak meminta bantuan pun, banyak orangtua memilih untuk ambil bagian – bahkan mengambil semua bagian – dalam menyelesaikan tanggung jawab anak.

pramuka

Lebih dari keinginan melihat anak berhasil, kita lebih khawatir melihat anak gagal. Padahal, kekhawatiran berlebihan semacam ini tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk menumbuhkan sikap mandiri. Padahal, saat kita menganggap sebuah tantangan belajar terlalu sulit untuk dihadapi anak, kita sudah kurang percaya pada kekuatan anak. Belum juga anak mencoba, orangtua sudah berpikir bahwa anak perlu dibantu. Padahal, kesulitan adalah sebuah kewajaran untuk dihadapi dalam hidup. Inilah salah satu hal yang ingin ditumbuhkan dengan mengikuti kegiatan pramuka.

Kalau Ayah Ibu pernah mengikuti kegiatan pramuka – termasuk perkemahan – ingat kembali bagaimana rasanya menyelesaikan berbagai tantangan, baik dari mendirikan kemah, memasak dengan peralatan sederhana, mencari dan membaca petunjuk, dan sebagainya. Saat tidak selalu dibantu orang dewasa, itu adalah tanda saat kita diberi kepercayaan dan kesempatan untuk belajar mandiri. Ya, menumbuhkan kemandirian anak dimulai dengan percaya pada kekuatan anak.

Selamat Hari Pramuka!

Apa kisah berkesan Ayah Ibu dalam menumbuhkan kemandirian dalam diri anak?

 

Foto oleh Prayitno


panduan memilih sekolah untuk anak zaman now

Leave a Reply

Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
rss
rss
rss
Mas Yana : Saya pikir masih sama konteksnya. jika jiwa kompetitif anak diarahkan kepada hal baik, seperti anjuran agama "
Zalllll, can u help me? : Dan lebih parahnya lagi, aku hampir mau bundir hehe gara tertekan capek disuruh ini itu sm ortu yg strict pare
Seorang anak Strict parents:)) sad : Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah...bahkan liat bang