Do It Yourself, Cara Mengajak Anak Anda Melakukan Inovasi
Bakat Anak – Ayah Ibu dulu suka nonton serial MacGyver di televisi?
Robot kucing Doraemon boleh jadi punya segala macam alat canggih, namun Nobita seringkali gagal menggunakan alat tersebut. Sebaliknya, MacGyver hanya memiliki beberapa perkakas sederhana, namun sang petualang ini tahu cara memanfaatkan dan merangkai tiap benda dengan tepat. Ide-idenya sangat cerdas, sehingga dengan memahami tantangan yang dihadapi, MacGyver mampu menggabungkan beberapa benda untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Darimana ide-ide MacGyver sendiri berasal?
Salah satu pembagian kemampuan kognitif yang terkenal, yakni taksonomi Bloom, memiliki tingkatan tertinggi, yakni mencipta. Mencipta merupakan kemampuan berpikir tertinggi, di mana seseorang meramu, meracik, dan merangkai beberapa ide atau bahan menjadi sesuatu yang baru. Dari resep internet (mi instan-telor-kornet) yang menjadi salah satu menu wajib di berbagai warung kopi, sampai inovasi makanan/minuman serba green tea yang lagi ngetren, semuanya lahir dari kegiatan mencipta.
Tak ada cara lain untuk menciptakan sesuatu, selain dengan mencoba membuat sendiri.
Membuat sendiri produkmu, yang lebih dikenal dengan istilah do it yourself alias DIY, menjadi gerakan yang digalakkan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Ayah Ibu mungkin telah membaca gerakan Maker Indonesia yang diinisiasi oleh MakeDoNia, yang saya liput beberapa waktu lalu. Beberapa teman kuliah saya dulu juga mengisi waktu senggangnya dengan berburu benang berbagai warna untuk membuat gelang persahabatan (friendship bracelet). Belajarnya dari mana? Nonton YouTube, mencobanya, saling belajar dan mengajari, lalu menjualnya.
Salah satu kebiasaan yang ingin ditumbuhkan dari gerakan do it yourself adalah kebiasaan mencipta dan memproduksi. Tentu, saat menciptakan suatu produk, kita tak lepas dari mengonsumsi barang. Perbedaannya tentu saja adalah apakah kita cuma berhenti sebagai end user, atau mengolah barang-barang yang kita miliki menjadi sesuatu yang baru atau memiliki fungsi baru.
Gerakan do it yourself sendiri bisa memanfaatkan produk apapun, dari makanan, produk kerajinan, barang bekas, sampai alat elektronik. Ide ini pula yang diserap seorang wanita bernama Ayah Bdeir, seorang inovator yang menciptakan potongan-potongan produk elektronik untuk dirangkai siapapun dengan berbagai cara menjadi perangkat yang fungsional.
Inovasi Ayah Bdeir bernama littleBits. Seperti namanya, littleBits merupakan potongan-potongan produk elektronik yang dapat digunakan untuk membuat prototipe atau perangkat elektronik. Siapapun dapat merangkainya tanpa memerlukan ilmu teknik maupun pemrograman, pula tanpa alat-alat berisiko seperti solder misalnya.
Potongan-potongan littleBits dapat dirangkai dengan mudah karena memiliki magnet, dan tiap potongan memiliki fungsi yang berbeda, seperti daya, input, output, bahkan koneksi nirkabel. Kita bisa membuat lampu senter sendiri, penyiram tanaman otomatis, penuang makanan otomatis, merancang prototipe kita sendiri maupun belajar dari modul yang telah disediakan secara gratis dan terbuka (opensource). “Anak-anak, wirausahawan, seniman, atau siapapun dapat berkreasi dengan alat elektronik, seperti mereka berkreasi dengan LEGO,” ujar Ayah Bdeir, seperti dilansir dari NDTV Gadgets.
Seperti semangat do it yourself, Ayah Bdeir ingin membumikan teknologi agar akrab di tangan siapapun: anak-anak maupun orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Oleh sebab itu, littleBits miliknya dikemas dengan menarik dan mudah dirangkai siapapun. Makedonia yang saya singgung di atas juga memanfaatkan littleBits agar anak-anak juga berkesempatan belajar berinovasi di bidang elektronika, selain bidang-bidang lainnya.
Mengapa Memahami Bakat Anak itu Penting?
Anak Suka Berekspresi? Yuk Belajar Dari Perjalanan Karier Charlie Chaplin
Gemar Mendesain Baju? Intip Kisah Grace Rose, Pengusaha sekaligus Desainer Baju Cilik
Ayah Ibu dapat mengajak anak untuk mulai gemar membuat barang sendiri, mulai dari benda-benda yang paling sering mereka gunakan dalam kesehariannya. Entah itu gelang atau manik-manik, ataupun mainan sederhana seperti layangan. Mungkin benda-benda tersebut dapat langsung dibeli dengan harga murah, namun membuatnya sendiri mengandung keseruan tanpa henti sampai anak berteriak “Yey!” saat ia sudah selesai dengan karyanya. Jadi, sudah siapkah mencipta bersama anak?
Apa karya terakhir yang Ayah Ibu buat bersama anak dengan tangan sendiri?
Foto dicuplik dari NDTV Gadgets dan laman littleBits