Inside Out dan Kekuatan Bersedih - Portal Bakat Anak

Inside Out dan Kekuatan Bersedih

Diposting oleh:

Bakat Anak – Apa guna bersedih?

Benarkah kegembiraan dan kebahagiaan adalah segalanya? Kemasan happily ever after sering kita saksikan sebagai penutup banyak film, dan mungkin hal tersebut membuat masyarakat mengagung-agungkan kebahagiaan di atas segalanya. Sebab itu pula, kita sebagai orangtua sering melakukan apapun agar anak merasa bahagia. Namun, film Inside Out menunjukkan bahwa mengalami dan mengenali kesedihan dalam diri anak sama pentingnya dengan bergembira.

Dalam adegan hari pertama sekolah sang gadis di kota barunya, Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust mencoba menyusun rencana agar semua berjalan baik-baik saja. Fear menjauhkan Riley dari perasaan ketidakpastian, Disgust menangani bagaimana Riley memandang dan dipandang anak-anak lain, Anger memastikan bahwa Riley diperlakukan secara adil, dan Joy memastikan bahwa Riley tetap gembira.

inside-out-sedih

Dalam film Inside Out, semua karakter emosi punya peran kuat, kecuali Sadness yang dilarang berbuat apapun oleh Joy. Maksud Joy baik, karena ia ingin hari-hari baru Riley tetap dipenuhi kebahagiaan. Namun apa yang terjadi selanjutnya?

Saat Riley diminta menceritakan tentang Minnesota, kampung halamannya, ia mengalami kesulitan dan keempat karakter emosi tidak berhasil membuat Riley banyak berkata-kata. Tiba-tiba saja, Sadness berinisiatif melakukan sesuatu, dan alhasil, sesuatu yang tidak diinginkan Joy terjadi. Riley menangis sembari bercerita kepada guru dan teman-teman barunya, dan ini menjadi sebuah Inti Pikiran – atau, ingatan terkuat yang membentuk kepribadian Riley – baru berwarna biru, sebuah ingatan sedih. Padahal sebelumnya, semua Inti Pikiran Riley adalah tentang ingatan bahagia.

Joy berpikir bahwa Riley tidak seharusnya bersedih, dan bisa melanjutkan hari-hari di lingkungan barunya dengan hati gembira. Ini mungkin terdengar benar, seperti halnya banyak orangtua yang ingin melihat anaknya bahagia – dan rela melakukan apapun agar hal tersebut terjadi. Benarkah bersedih tidak sepenting bergembira?

Pasca perebutan dan penyelamatan Inti Ingatan berwarna biru, Joy dan Sadness akhirnya terlempar dari Ruang Pusat Kendali ke ruang penyimpanan Ingatan Jangka Panjang. Di sana, mereka berdua bertemu dengan Bing Bong, teman imajinasi Riley semasa kecil. Bing Bong yang ingin membantu Joy dan Sadness menemukan jalan pulang, malah melihat bahwa banyak imajinasi Riley yang mulai pupus, termasuk troli berbahan bakar kekuatan lagu kesayangan Riley dan Bing Bong.

Joy mencoba menenangkan Bing Bong yang menangis, namun cara Joy justru tidak menghasilkan apa-apa. Justru, Sadness yang biasanya dianggap ‘membuat’ Riley bersedih, sehingga harus dijauhkan dari papan kendali (control board), bisa membuat Bing Bong lega setelah kehilangan kendaraan kesayangannya. Sadness yang turut bersedih menunjukkan empati atas perasaan kehilangan yang dialami Bing Bong, dan caranya efektif – hal yang sebelumnya tidak pernah dilihat Joy, karena ia juga tak pernah memberi kesempatan pada Sadness.

Pada saat itulah Joy sadar bahwa Sadness, sebagaimana dirinya sendiri maupun ketiga karakter emosi yang lain, sama-sama punya peran dalam membentuk kepribadian Riley. Saat terjatuh ke tempat pembuangan ingatan yang terlupakan, keyakinan Joy tersebut diperkuat saat ia menemukan ingatan sedih Riley saat kalah bermain hoki di sebuah pertandingan penentu. Namun, ayah ibu yang mau turut bersedih dan mendengarkan kegundahan Riley, justru membuat Riley lega, dan malah memperkuat ikatan Riley bersama teman-teman satu tim hokinya.

Kesedihan bukanlah untuk dihindari, namun untuk diakui dan kemudian diterima oleh anak sebagai bagian dari hidup. Hidup memang bukan tentang menang-kalah saja. Namun dalam hidup anak pasti pernah mengalami kekalahan, kegagalan, dan bahkan kehilangan – hal-hal yang berkaitan dengan kesedihan, yang diwujudkan dalam karakter Sadness dalam film Inside Out.

Seperti yang dikisahkan dalam Inside Out, saat anak bisa mengenali dan menerima, mengungkapkan kesedihan yang dialami, anak tumbuh menjadi pribadi yang berkembang dan lebih sehat secara mental. Ini ditunjukkan dalam akhir film Inside Out, saat kelima karakter emosi mampu ‘menciptakan’ ingatan-ingatan yang lebih kompleks, yang mengandung lebih dari satu emosi, seperti campuran antara Joy dan Sadness. Secara ilmiah, hal ini dikonfirmasi dalam ulasan Ed Diener dalam The Evolving Concept of Subjective Well-Being: The Multifaceted Nature of Happiness: bahwa manusia bisa sedih sekaligus gembira secara bersamaan.

Seperti ditunjukkan peran Sadness dalam film Inside Out, mengafirmasi emosi sedih – bukan menghindarinya – membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Kita sebagai orangtua berperan membantu anak mengenali dan menerima perasaannya, bukannya malah menjauhkan anak dari rasa sedih dengan banyak berpura-pura. Viktor Frankl, seorang psikiater yang selamat dari kamp konsentrasi NAZI berujar, “Bahwa penderitaan pun bermakna.”

Apa pengalaman sedih anak Ayah Ibu yang membuatnya menjadi pribadi yang lebih kuat?

 

Semua gambar karakter Inside Out dalam artikel ini dimiliki oleh Disney Pixar.


panduan memilih sekolah untuk anak zaman now

Leave a Reply

Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
rss
rss
rss
Mas Yana : Saya pikir masih sama konteksnya. jika jiwa kompetitif anak diarahkan kepada hal baik, seperti anjuran agama "
Zalllll, can u help me? : Dan lebih parahnya lagi, aku hampir mau bundir hehe gara tertekan capek disuruh ini itu sm ortu yg strict pare
Seorang anak Strict parents:)) sad : Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah...bahkan liat bang