Mengapa Menunjukkan Kecintaan Belajar pada Anak itu Penting?
Bakat Anak – Anak Ayah Ibu tidak suka pelajaran matematika?
Seperti yang telah dikisahkan oleh Bukik Setiawan dalam buku Anak Bukan Kertas Kosong, putrinya yang bernama Damai pernah meminta dileskan matematika karena merasa kesulitan dalam bidang tersebut. Permintaan Damai tentu tak langsung dikabulkan, dan usut punya usut, ternyata Damai mendapatkan kesan bahwa matematika itu rumit dan tidak menyenangkan.
Ketidaksukaan anak terhadap suatu bidang bakat memang bisa jadi disebabkan oleh banyak hal. Seperti halnya kemasan produk atau sampul buku, kesan pertama menjadi faktor penting mengapa anak menjatuhkan minatnya pada topik tertentu, bukan pada topik yang lain. Namun seperti ungkapan “Jangan nilai buku dari sampulnya saja”, kesan pertama memang bisa jadi keliru.
Pertanyaannya adalah, siapa yang membawa kesan tertentu pada anak? Sekolah dan pembelajaran dalam kelas bisa jadi menunjukkan kesan sulit tentang matematika. Apalagi kalau di rumah, orangtua juga ikut memberi kesan bahwa matematika itu sulit – namun menegaskan bahwa anak harus menguasai pelajaran tersebut. Jadilah anak semakin tidak suka pelajaran matematika.
Namun hal tersebut tak terjadi pada Siti Fatima, peraih emas Olimpiade Sains Nasional 2011 SMA bidang Astronomi dan peraih perunggu International Olympiad on Astronomy and Astrophysics 2012 di Brazil. Kecintaannya pada astronomi bertumbuh karena sang ayah menunjukkan kecintaan belajar yang sama, tak sekadar menyuruh Fatima belajar.
Sang ayah yang seorang pelaut sewajarnya mahir dalam ilmu perbintangan. Dulu, di pagi-pagi buta ia sering membangunkan Fatima kecil untuk mengamati benda-benda langit bersama-sama. Ia memberi kesempatan Fatima untuk mengajukan berbagai pertanyaan selagi menikmati keindahan langit malam Sampang, Madura. Fatima mengalami ketakjuban yang sama seperti yang dialami sang ayah saat belajar ilmu perbintangan.
Thomas Suarez Kembangkan Aplikasi iPhone di usia 12 Tahun. Kapan Anak Anda Berkarya?
Saat Anak Terjangkit Virus Belajar: Inspirasi Tanishq Abraham
Katanya, Cerita Membuat Belajar Matematika Lebih Menyenangkan
Kenangan belajar bersama sang ayah menjadi bekal Fatima untuk berjuang meneruskan sekolah di tengah himpitan ekonomi. Sosok pemenang Olimpiade Sains Nasional yang juga berasal dari Sampang juga menjadi inspirasi Fatima, bahwa keberhasilan bisa datang dari mana saja, termasuk dari kota kelahirannya sendiri. Ia berhasil memenangkan lomba karya ilmiah yang membuatnya dapat melanjutkan sekolah ke tingkat SMA dengan SPP gratis selama setahun.
Semenjak itu, Fatima semakin tekun mendalami astronomi, termasuk saat mempersiapkan diri menghadapi seri Olimpiade Sains Nasional bidang Astronomi mulai dari tingkat kabupaten. Ia belajar bidang ilmu yang terkait, seperti fisika dan matematika bersama gurunya, dan menghabiskan banyak waktunya untuk membaca buku. Kesuksesannya di kancah nasional dan internasional dilanjutkan dengan berkuliah di bidang astronomi di ITB sampai jenjang S2 melalui beasiswa Bidik Misi.
Anak bukan benci belajar, namun benci dipaksa belajar – apalagi mempelajari sesuatu yang terkesan sulit dan tidak menyenangkan baginya. Itulah sebabnya, menumbuhkan kecintaan belajar pada anak dimulai dengan menunjukkan kecintaan belajar yang sama dari orangtua. Bagaimana bisa kita berharap anak suka membaca saat orangtua tidak suka membaca, tidak memperlihatkan bahwa membaca itu seolah bertualang, seru dan mengasyikkan?
Saat sang ayah menunjukkan kecintaan belajar astronomi dengan ikut menikmati pemandangan langit malam bersama Fatima, di situlah Fatima mendapatkan kesan positif tentang aktivitas tersebut. Ikut terlibat dan menikmati pembelajaran bersama anak menjadi hal penting, sebab anak dapat melihat sendiri apakah kita menunjukkan kesan yang menyenangkan atau tidak.
Apa tips Ayah Ibu menunjukkan kesan belajar yang menyenangkan pada anak?
Foto diambil dari laman ini