Sudah Habis Jutaan, Ternyata Keliru Memilih Sekolah
Memilih sekolah beda dengan beli lombok. Keliru beli lombok hari ini, besok bisa pilih yang lain. Keliru memilih sekolah, dampaknya besar dan bisa tahunan.
Sudah habis jutaan, ternyata keliru memilih sekolah adalah inti dari keluhan seorang ibu yang dikirim ke saya melalui aplikasi pesan Whatsapp. Ia mengeluhkan perubahan perilaku belajar anaknya sejak semester kedua masuk ke sebuah sekolah. Lalu beliau minta saran ke saya mengenai pilihan sekolah yang sekiranya cocok buat anaknya.
Saya pada awalnya lebih banyak bertanya untuk mengkonfirmasi perubahan perilaku anaknya memang terkait dengan kejadian atau perlakuan di sekolah. Setelah cerita panjang lebar, sang anak telah menunjukan 3 gejala dari 6 Akibat Keliru Memilih Sekolah.
Setelah itu, saya bertanya mengenai upaya-upaya penanganan yang sudah dilakukan baik penangan pada anak, pendekatan pada guru dan pihak sekolah. Setelah ngobrol cukup lama, akhirnya kami menyepakati langkah yang perlu dilakukan.
Pertanyaannya, apa saja pilihan orangtua ketika merasa keliru memilih sekolah? Setidaknya ada 4 pilihan yang bisa dilakukan orangtua, yaitu:
Bertahan dan menekan
Bertahan dan menekan anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan guru dan sekolah merupakan pilihan yang paling banyak dipilih orangtua ketika merasa keliru memilih sekolah. Pertimbangan uang sekolah yang mahal, biaya pindah sekolah yang tidak sedikit, juga karena posisi anak yang mempunyai kuasa relatif kecil. Dibandingkan menghadapi sekolah yang lebih kuasa, menekan anak tentu lebih kecil resikonya. Anak pada posisi lemah seringkali menekan perasaaannya dan mengikuti kemauan orangtua dengan dalih demi kebahagiaan orangtua. Dalam jangka pendek mungkin tidak terlihat, tapi dalam jangka panjang bisa menjadi potensi persoalan emosional anak.
Pindah tanpa pertimbangan
Pilihan memindahkan anak ke sekolah lain meski tidak banyak namun lebih sering dipilih dibandingkan dua pilihan lainnya. Upaya pendekatan ke guru dan sekolah yang berujung pada jalan buntu membuat orangtua bersikap reaksioner dengan memindahkan anaknya ke sekolah yang lain. Namun karena kurang pertimbangan dan tidak banyak pilihan sekolah yang menerima murid pindahan, kemungkinan besar anak dimasukkan ke sekolah lain tapi sebenarnya mirip dengan sekolah sebelumnya. Mungkin anak akan terbebas dari persoalan di sekolah lama, tapi tetap menghadapi kemungkinan masalah serupa di sekolah baru. Belum lagi biaya emosional akibat pindah sekolah.
Bertahan dan berperan
Bertahan dan berperan dalam mendidik anak merupakan pilihan yang lebih realistis baik secara segi biaya maupun dalam tumbuh kembang anak. Sebagaimana anak dan orangtua, tidak ada sekolah yang sempurna. Relasi orangtua dan sekolah sepanjang perjalanan mendidik anak pun tidak selalu harmonis. Orangtua dan sekolah perlu sama-sama belajar memperbaiki diri agar relasinya tetap terjaga sepanjang mendidik anak.
Tantangannya untuk berperan dalam mendidik anak, orangtua perlu memahami model pendidikan yang tepat untuk Anak Zaman Now. Dengan pemahaman tersebut yang dipadu dengan pemahaman akan kondisi lapangan, orangtua bisa menjalankan peran yang realistis untuk dilakukan. Orangtua bisa membangun relasi yang hangat dengan guru anaknya, menemukan kesamaan personal, menggali kesamaan tujuan dan menawarkan dukungan yang diperlukan guru atau sekolah.
Pada sisi lain, orangtua juga berperan langsung mendidik anak pada aspek-aspek yang belum bisa dilakukan guru di sekolahnya. Pada sekolah yang menanamkan, kecenderungannya minat belajar perlahan menghilang. Orangtua bisa berperan menumbuhkan minat belajar anak melalui berbagai cara dan media yang tersedia di rumah. Meski tidak pindah dan memilih sekolah baru, orangtua bisa mempelajari pendidikan menumbuhkan dari buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now.
Pindah dengan pertimbangan
Meski jarang dipilih karena biaya finansial dan psikologisnya besar, pilihan pindah sekolah perlu dipertimbangkan orangtua. Beda dengan pilihan kedua, pada pilihan ini orangtua melakukan langkah-langkah memilih sekolah yang memadai sebelum memutuskan anaknya pindah sekolah. Jangan terjebak pada predikat terbaik, karena seringkali sekolah terbaik justru tidak baik untuk anak.
Lakukan langkah-langkah yang disediakan dalam buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now. Libatkan anak, lakukan observasi dan wawancara, pastikan tersedia sekolah yang tepat untuk anak Anda. Bila ada pilihan, Anda bisa memutuskan pindah sekolah. Kabar baiknya, ada sekolah-sekolah di Indonesia yang menerapkan cara belajar ala Finlandia. Jadi mengapa harus memilih sekolah di Finlandia bila ada di Indonesia?
Itulah 4 pilihan bagi orangtua ketika keliru memilih sekolah. Namun, mengapa harus menunggu keliru sebelum memikirkan secara serius langkah memilih sekolah? Segera dapatkan dan gunakan buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now. Persiapan di awal akan mengurangi kemungkinan penyesalan di belakang hari.
Apa pilihan Anda ketika menyadari telah keliru memilih sekolah?
One thought on “Sudah Habis Jutaan, Ternyata Keliru Memilih Sekolah”