6 Akibat Negatif Ketika Anda Keliru Memilih Sekolah - Portal Bakat Anak

6 Akibat Negatif Ketika Anda Keliru Memilih Sekolah

Diposting oleh:

Memilih sekolah ibarat memilih rumah kedua bagi anak yang memberi rasa nyaman dan aman buat anak. Apa jadinya bila kita keliru memilih sekolah buat anak kita? 

Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik buat anaknya, begitu juga dalam memilih sekolah. Tapi hingga kini belum ada panduan memilih sekolah sehingga wajar bila kita merasa kebingungan memilih sekolah. Kita sebatas dengar apa kata orangtua yang lain. Kita terpaku pada informasi yang tersedia di brosur atau web sekolah. Kita bersikukuh pada pengalaman masa lalu meski tahu bahwa anak kita akan menghadapi tantangan masa depan.

Mengapa memilih sekolah itu penting? Setidaknya ada 6 akibat negatif yang dirasakan anak bila kita keliru memilih sekolah, yaitu:

keliru memilih sekolah

1. Merasa stress

Akibat paling umum dari keliru memilih sekolah adalah anak stress yang ditandai dengan perubahan perilaku. Stress pada dasarnya wajar ketika anak menghadapi lingkungan dan/atau tantangan baru. Stress merupakan respon alami yang memberi pesan bahwa anak menghadapi situasi yang melampui batas kemampuan. Tapi bila anak menghadapi sumber stress setiap hari dalam jangka waktu yang lama, maka stress berubah dari respon alami menjadi gangguan. Stress yang mengganggu ditandai dengan anak yang mudah merasa cemas, berperilaku sangat pasif atau menjadi agresif, selera makan yang tidak stabil, mudah putus asa hingga susah tidur.

2. Bersikap negatif

Anak-anak yang merasa tidak nyaman di sebuah sekolah cenderung bersikap negatif terhadap teman, guru maupun sekolah. Mereka lebih mudah melihat kekurangan dibandingkan kelebihan orang lain. Anak yang merasa tertekan akan melihat lingkungannya sebagai ancaman bahaya atau sumber stress. Bersikap negatif ditandai juga dengan sikap enggan masuk sekolah, gembira menyambut tanda pulang sekolah. Sedih menghadapi masa bersekolah, gembira menyambut masa liburan.

3. Benci belajar

Stress berlebihan akan dihadapi anak dengan cara melakukan perubahan dalam dirinya. Misal, anak capek mengerjakan soal, tapi tidak dapat kesempatan untuk melepaskan capeknya. Anak akan memaksa diri untuk terus mengerjakan soal itu. Semua soal mungkin berhasil diselesaikan, tapi dampak negatifnya anak membentuk persepsi negatif terhadap belajar yang kemudian berkembang menjadi perasaan benci belajar. Sekolah seharusnya menumbuhkan kegemaran dan ketekunan belajar anak. Bila hasilnya anak jadi benci belajar, berarti Anda memasukkan anak ke sekolah yang salah.

4. Masalah emosi dan sosial

Sekolah seharusnya mengembangkan kemampuan hidup secara utuh. Bila sekolah tidak menjalankan tanggung jawabnya tersebut, maka akan melahirkan anak-anak yang menonjol pada satu bidang (biasanya akademis), tapi lemah dalam keterampilan emosi dan sosial, sehingga kesulitan menghadapi masalah emosi seperti ejekan teman dan kesulitan beradaptasi dengan teman baru.

5. Menghindari tantangan sulit

Sekolah yang tidak cocok akan memberi tantangan yang jauh melampui kemampuan anak. Ketika kesulitan tantangan sedikit di atas kemampuan, anak akan meningkatkan usahanya. Tapi ketika kesulitan tantangan di atas kemampuan, anak akan mencari jalan pintas yang mudah. Hasilnya anak-anak yang cenderung menghindari tantangan sulit. Misal: kemampuan anak mengerjakan 3 soal dalam 15 menit. Ketika diberi tantangan 4 soal, anak akan berusaha semakin keras. Tapi ketika diberi tantangan 10 soal, bukannya berusaha menyelesaikan, anak justru cenderung mencari jalan pintas yang mudah.

6. Kepatuhan semu

Pilihan sekolah yang keliru seringkali gagal memotivasi anak melakukan tindakan dari dalam dirinya. Anak dimotivasi dengan motivasi ekstrinsik seperti sogokan atau ancaman hukuman. Akibatnya, anak kehilangan inisiatif, tidak belajar bila tidak disuruh. Tidak berhenti bermain games bila tidak dilarang. Anak juga menampilkan kepatuhan yang semu. Bila ada guru/orangtua, anak berperilaku baik sebagaimana diharapkan, tapi perilakunya berubah ketika guru/orangtua tidak ada.

Keliru Memilih Sekolah

Itulah 6 akibat bila kita sebagai orangtua memilih sekolah yang keliru. Akibat tersebut masih sebatas pada anak di masa kini. Bagaimana kesiapan anak Anda dalam menghadapi tantangan masa depan? Bagaimana dengan usaha dan uang yang telah Anda korbankan demi memasukkan anak ke sebuah sekolah? Tentu sebuah kerugian. Jangan sampai membuang uang banyak untuk sebuah sekolah yang tidak layak.

Jangan sampai keliru, nantikan terbitnya buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now!  Mencegah jauh lebih berharga daripada menyesal nantinya 

Untuk informasi lebih lanjut, segera follow

Instagram: @MemilihSekolah

Twitter: @MemilihSekolah

Facebook: @MemilihSekolah 

 

Sumber foto: Flickr


panduan memilih sekolah untuk anak zaman now

3 thoughts on “6 Akibat Negatif Ketika Anda Keliru Memilih Sekolah”

  1. Lfa says:

    Syukron untuk yg sudah menulis artikel ini dan untuk website teman kita,dari ke 6 sifat negatif itu aku mengalami semuanya ya memang benar saat capek saya terus memaksa diri untuk mengerjakan soal sampai saya berpikiran sesuatu yang buruk yaitu bundir:) . it’s fake smile, tersenyum dihadapan semua orang ketika saya salah mengambil langkah dalam memilih sekolah _-
    Emosi terus meningkat dan tak dapat dikendalikan

    But,only right one can listening you

    Lfazlazz
    12 y.o
    29-september-21

    6-oct its my birthday

  2. Seorang anak Strict parents:)) sad says:

    Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah…bahkan liat bangunannya aja blm tentu 100% sekolah itu fasilitas like meja + kursi bagus model sekarang yg berat itu warna abu abu. Ntar kek saya lho, udh bener² pengin masuk ke sekolah yg bagus & jauh dari rumah biar gk ketemu temen SD eh malah gk dibolehin alhasil tu saya sekolah yg jaraknya deket lah. Sedih asli, stress, mana dia (orangtua) nyuruh saya buat join OSIS ok saya turutin eh giliran sekarang udh jadi OSIS saya malah suka dimarahin kl ada acara atau apa 🙂 kan gj dia yg nyuruh dia yg marah dan ngamuk juga. Jujur tiap hari gw berpikir aja udh sedih, berhari hari, udh dari 2020 semenjak pandemi _- itu bahkan mau segala cara bilang ke diri sendiri “gpp kita masuk ke sekolah ini gpp gk masuk ke sana” untuk dampaknya sendiri dari no 1-6 gw ngalamain semuanya gimana rasanya jadi benci belajar + setres. saya jg jadi punya banyak masalah sosial + emosi yg gk stabil disekolah,karena sewaktu itu gk sengaja pernah mukul pundak kakel;)) untung dia cuman marah & gk sampe emosi banget, selain itu juga malah jadi sering berbohong kpd ortu cause I got bad grades & itu terjadi karena otak saya yg merasa semakin pikun sering lupa bahkan tdk bisa KONSENTRASI juga menangkap materi pelajaran Di sekolah:)))
    Ya…intinya gitu, merasa tertekan, nangis tiba tiba tanpa alasan + sepanjang waktu pikiran sedih terus , bahkan sampe berkali Kali nangis kejer sendiri saking capek sama masalah itu semua….gk tau harus giamana, udh motivasiin diri sendiri tp ttp tertekan …

    Intinya ingin pindah Kota aja sekalian pindah sekolah+ tinggal biar bisa punya lingkungan baru 😉
    Malas juga ketemu temen sd Di smp yg lagi sy tempatin ini Karena kan saya kls 7

Leave a Reply

Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
rss
rss
rss
Mas Yana : Saya pikir masih sama konteksnya. jika jiwa kompetitif anak diarahkan kepada hal baik, seperti anjuran agama "
Zalllll, can u help me? : Dan lebih parahnya lagi, aku hampir mau bundir hehe gara tertekan capek disuruh ini itu sm ortu yg strict pare
Seorang anak Strict parents:)) sad : Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah...bahkan liat bang