Resah Masa Depan Anak? Pahami Tumbuh Kembang Bakat Anak Ini
Wajar orangtua resah mengenai masa depan anak. Namun bila tidak paham tumbuh kembang bakat anak, orangtua justru bisa menghambat perkembangan bakat anaknya.
Masa depan anak merupakan salah satu sumber keresahan banyak orangtua. Tentu wajar orangtua merasa resah dengan masa depan anak. Setiap orangtua tentu ingin anaknya menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermakna dibandingkan orangtuanya. Tapi terlalu lama merasa resah seringkali justru merugikan karena membuat orangtua bersikap emosional dan kurang perhitungan sehingga melakukan kesalahan pengembangan bakat anak.
Kurang lebih itulah pengantar yang disampaikan moderator Seminar Tumbuh Kembang Bakat Anak, Prameshwari ‘Imesh’ Sugiri dari Parenting Indonesia. Saya, mewakili TemanTakita.com, menyambut keresahan itu dengan berbagi pengalaman saya pribadi. Pada seminar yang diadakan di SD Embun Pagi Islamic School tersebut, saya mengakui kalau saya pun merasa resah dengan masa depan anak saya. Bahkan keresahan saya terhadap masa depan anak bisa dua kali lipat dibandingkan orangtua lain.
Saya menceritakan pengalaman yang sudah pernah saya tuliskan di tulisan sebelumnya, Setelah Lulus Mau Jadi Apa?. Saya sebagai dosen menyaksikan banyak mahasiswa yang menjelang lulus masih bingung menentukan arah kariernya. Bingung menjawab, setelah lulus mau jadi apa. Saya langsung terbayang, bagaimana bila anak saya yang mengalami kebingungan seperti kebanyakan mahasiswa tersebut. Keresahan tersebut yang mendorong saya untuk belajar mengenai psikologi perkembangan dan teori karier. Hasil belajar tersebut saya praktikkan sekaligus saya tuliskan di dua buku saya, Anak Bukan Kertas Kosong dan Bakat Bukan Takdir.
Bicara masa depan anak tentu kita harus membayangkan zaman yang akan dihadapi oleh anak kita. Saya menceritakan perubahan zaman dengan berkaca dari kehidupan kakek nenek, orangtua, saya hingga anak saya. Pada zaman agraris, modal utama yang dibutuhkan adalah kekuatan fisik. Ketika masuk zaman industru, ijazah menjadi pembeda. Mereka yang mempunyai ijazah sarjana muda (BA) saja berbeda penghasilannya dengan yang berijazah sarjana (Drs). Pada zaman kreatif, ijazah tetap diperlukan tapi tidak lagi menjadi pembeda. Pembedanya adalah bakat.
Apa itu Bakat? Berbeda dengan pandangan umum yang menganggap bakat sebagai potensi. Dalam buku Bakat Bukan Takdir, saya menjelaskan bakat sebagai aktivitas atau hasil karya yang sesuai potensi anak dan dihargai oleh masyarakat. Karena bukan takdir, bakat adalah sesuatu yang harus diperjuangkan oleh anak dengan dukungan orangtua.
Sayangnya, tidak ada panduan buat orangtua dalam mendukung tumbuh kembang bakat anak. Kajian psikologi perkembangan membicarakan tumbuh kembang anak dari berbagai aspek tapi kurang mengkaitkannya dengan karier anak. Teori karier membicarakan persiapan karier bagi anak tapi tidak membicarakan tumbuh kembangnya sejak dini. Karena tidak ada panduan itu, saya kemudian merumuskan Siklus Perkembangan Bakat Anak. Silahkan baca pada tulisan “Bakat Bukan Takdir, Karena Setiap Anak Berhak Punya Impian”.
Setelah penjelasan tersebut, Prameshwari ‘Imesh’ Sugiri memandu sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta seminar. Banyak sekali orangtua yang mengajukan pertanyaan dengan poin yang berbeda-beda, mulai mengkonsultasikan anaknya hingga mempertanyakan sistem pendidikan Indonesia. Meski banyak yang bertanya tapi karena keterbatasan waktu, seminar pun terpaksa diakhiri setelah saya menjawab pertanyaan dari 9 penanya. Tentu sebelum bubar, semua foto bersama dulu 🙂
Apa komentar peserta tentang seminar tumbuh kembang bakat anak? “Seminar ini sangat penting, karena saat ini pun, di jaman digital dan pendidikan parenting sudah begitu marak, masih banyak orangtua yang belum menyadari bakat anak. banyak terjadi pada teman-teman saya juga, yang merasa cita-cita dan bakat anaknya misalkan di bidang seni, diizinkan hanya dilakukan anak sebagai sekedar hobi, bukan profesi karena masih meragukan potensi baik dari seni”, ujar Ibu Vanda Yulianti.
Sementara itu, Ibu Ella Irdamis Fajar lebih memperhatikan pada proses penyampaian materi dalam seminar tumbuh kembang bakat anak tersebut. “Hari ini para parents SD Embun Pagi Islamic School sangat bersyukur mendapatkan ilmu tentang tumbuh kembang bakat anak yang disampaikan oleh Mas Bukik Setiawan dengan bahasa yang sederhana, mengena, tidak menggurui dan sangat menarik! Mas Bukik memberikan contoh nyata dari cara beliau mengasuh anaknya😊 Insya Allah ilmu yang disampaikan bermanfaat bagi kami semua, Mas! Teruslah berkarya dan mengajar ya Mas!”, tukas Beliau penuh semangat.
Jadi bila Anda juga mempunyai keresahan yang sama, resah dengan masa depan anak, pastikan anda memahami tumbuh kembang bakat anak.
Mau mendapatkan buku Bakat Bukan Takdir? Klik di GiveAway
Sumber foto: Presentasi Seminar dan Twitter @ParentingINA