Bagaimana Olahraga Penting bagi Pengembangan Bakat Anak?
Bakat Anak – Apa manfaat yang Ayah Ibu lihat saat anak berpartisipasi dalam kegiatan olahraga?
Beberapa waktu lalu, saat asyik mengobrol dalam sebuah grup chatting, salah seorang teman yang sedang mengambil kuliah di jurusan desain bercerita kalau dia dan teman-teman sekelas habis dimarahi dosennya. Pasalnya, terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan sang dosen menunggu selama jam kuliah di Gelora Bung Karno tanpa satu pun mahasiswa datang.
Saya pun bertanya, memang mata kuliahnya apa? Teman saya tersebut menjawab, olahraga.
Lho, memang kuliah masih ada pelajaran olahraga? Fakta ini mengejutkan tak hanya saya, namun juga teman-teman lain yang sedang maupun telah menyelesaikan kuliahnya. Tidak ada seorangpun yang pernah mengalami mendapatkan mata kuliah olahraga di tempat mereka belajar, termasuk saya. Setidaknya, pelajaran tersebut bukanlah mata kuliah yang umum didapatkan di pendidikan tinggi. Namun mungkin kita tidak pernah bertanya mengapa.
Bagi sebagian orang, rutinitas olahraga itu berakhir di masa SMA. Tentu saja, hal tersebut tak menyurutkan minat banyak orang untuk tetap berolahraga, setidaknya dibuktikan dengan ramainya lapangan futsal selepas jam olahraga. Kita semua mengakui, bahwa olahraga baik untuk kesehatan. Namun tak hanya itu saja keuntungan yang dapat diperoleh anak dengan terlibat dalam berbagai kegiatan olahraga, yang seringkali luput dari perhatian orangtua.
Baru-baru saja, sebuah survei yang dilakukan oleh NPR tentang peran olahraga dan kesehatan di Amerika menunjukkan bahwa olahraga tidak sekadar dianggap penting untuk kebugaran badan. Sebanyak 76% orangtua yang memiliki anak yang duduk di bangku SMP dan SMA mendorong anak-anaknya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan olahraga, termasuk latihan rutin dan pertandingan.
Robert Blendon, profesor Harvard sekaligus analis kebijakan kesehatan yang mengarahkan survei tersebut menjelaskan, “Banyak orangtua yang menganggap bahwa bagaimana olahraga membuat anak-anak belajar berorganisasi – menjadi pemimpin dan anggota – sebenarnya bukan sekadar persiapan untuk pertandingan berikutnya, namun membuat anak belajar berbagai peran yang lebih luas dalam hidup.”
Hasil survei yang dilakukan NPR menunjukkan bahwa orangtua memandang anak dapat belajar tentang kedisiplinan, komitmen, dan bagaimana berbaur dengan orang lain dengan berolahraga – kecakapan hidup yang penting bagi masa depan anak, yang tidak bisa diajarkan melalui ceramah di kelas. Anak harus mengalaminya, dan olahraga menjadi salah satu pengalaman belajar yang berharga. Tentu saja, selain menyehatkan badan.
Bahkan dari pertandingan sepakbola saat tujuhbelasan, maupun bermain bulu tangkis di halaman bersama keluarga, anak dapat belajar mengalami apa itu menang dan kalah, tentang kebersamaan, tentang fair play, dan banyak lagi. Hal-hal tersebut belum tentu didapatkan dengan sekadar duduk dan mendengarkan ceramah guru di kelas. Padahal hal-hal tersebut sangat dibutuhkan anak dalam hidup, termasuk dalam pengembangan bakat anak.
Gadget bisa Dipakai Anak Berkarya? 5 Langkah yang perlu Orangtua Tahu
4 Manfaat Teknologi untuk Pembelajaran Anak Anda
Taman Gagasan Anak, Siap Tularkan Virus #AkuBisa di Indonesia
Dengan berolahraga – dari halaman rumah sampai gelanggang olahraga – anak bisa belajar tentang menoleransi kesalahan dan kegagalan, memahami perannya dalam suatu kelompok ekosistem bakat, sampai tekun belajar untuk mencapai ’hukum 10 ribu jam’ di bidang bakat yang menjadi fokus belajarnya.
Kalau jam olahraga di sekolah dirasa kurang, sangat baik apabila Ayah Ibu juga mengajak anak untuk terlibat dalam berbagai kegiatan olahraga, dari sekadar menonton pertandingan bulu tangkis, mengikuti lomba tujuhbelasan di kampung, sampai menjadi anggota klub sepakbola. Anak malas berolahraga? Mungkin, mungkin karena mereka tidak pernah melihat kita sebagai orangtua berminat melakukannya juga.
Bagaimana Ayah Ibu menjadikan kegiatan berolahraga bersama anak sebagai pengalaman belajar tentang berbagai kecakapan hidup?
Foto oleh USAG Humphreys