Inilah yang Membuat Anak Anda Mudah Terkena Pengaruh Negatif
Orangtua ingin anaknya tahan terhadap pengaruh negatif, tapi tidak sadar perlakuannya justru membuat anaknya mudah terkena pengaruh negatif.
Pengaruh negatif dari lingkungan bukan sesuatu yang bisa dihilangkan. Meski berusaha menghindar, tetap saja ada kemungkinan anak kita berhadapan dengan pengaruh negatif. Tak heran banyak orangtua ingin anaknya tahan, tapi sayangnya cara yang dilakukan justru membuat anak jadi mudah terkena pengaruh negatif. Cara apa itu?
Upaya orangtua yang paling sering dilakukan adalah memberi perintah dan larangan. Seolah orangtua ingin anaknya selalu berada pada lingkungan yang steril, “kondisi suci hama”. Hasil dari perintah dan larangan pasti langsung terlihat, anaknya baik-baik saja, setidaknya pada saat ini. Contoh perintah: kamu harus belajar, kamu harus rajin sekolah, kamu harus mendengarkan nasihat orangtua. Contoh larangan: dilarang main pasir, dilarang main hujan, dilarang mendengar lagu yang aneh-aneh dan banyak lagi.
Tapi pemberian perintah dan larangan yang berlebihan justru menimbulkan dua dampak negatif. Pertama, anak kehilangan kesempatan belajar. Belajar mengenali dan mengatasi suatu pengaruh negatif. Anak hanya tahu semua baik-baik saja buat dirinya. Contoh: anak yang selalu dilarang bermain pasir tidak tahu pentingnya mencuci tangan dan kaki setelah bermain pasir. Ketika bermain pasir di luar sepengetahuan orangtua, anak pun tidak mencuci tangan dan kaki.
Kedua, anak terbiasa dikontrol pihak eksternal. Ketika terlalu banyak perintah dan larangan, maka anak berperilaku berdasarkan tuntutan orang lain. Anak bertindak karena motivasi ekstrinsik. Budi pekerti anak tidak berkembang sehingga kesulitan melakukan kontrol diri. Anak kurang mampu menetapkan tujuan, mengatur strategi dan berperilaku mengarah pada tujuannya tersebut.
Anak yang tergantung pada motivasi ekstrinsik akan tampak baik-baik saja ketika berada bersama orangtua dan guru. Pertanyaannya, apa yang terjadi ketika anak berada di lingkungan orang-orang yang menyebarkan pengaruh negatif? Ya sama persis ketika menghadapi orangtua dan guru, patuh pada orang yang berpengaruh negatif tersebut.
Ironis, orangtua ingin menghindarkan anak tapi justru membuat anak mudah terkena pengaruh negatif. Bila Anda ingin mendidik anak yang tahan terhadap pengaruh negatif, maka minimakan perintah dan larangan pada anak. Batasi perintah dan larangan pada hal-hal pokok yang sangat penting.
Tumbuhkan kesadaran dari dalam diri anak. Beri kesempatan anak bertindak berdasarkan kemauannya, atau berdasarkan motivasi intrinsik sang anak. Anak yang mempunyai kemauan yang kuat adalah anak yang lebih tahan terhadap pengaruh negatif. Stimulasi anak dengan pertanyaan reflektif yang membantu anak menyadari tindakan dan akibatnya. Pancing anak agar menemukan cara-cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuannya.
Di buku Anak Bukan Kertas Kosong, saya menguraikan contoh dan riset mengenai motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Sementara di buku Bakat Bukan Takdir, kami menyediakan latihan buat orangtua untuk berlatih mengenali motivasi ekstrinsik dan instrinsik pada perilaku anak. Selain itu, kami juga menyediakan sejumlah latihan agar orangtua menguasai keterampilan pendidik yang menumbuhkan kesadaran anak.
Ingin anak tahan terhadap pengaruh negatif? Ayo berlatih menjadi pendidik yang menumbuhkan, pendidik yang mengembangkan budi pekerti anak.
Sumber foto: Halaman 33 buku Bakat Bukan Takdir dan Flickr
Kereen..pak
saya ingin bertanya.. di artikel di atas kan di sebutkan bahwa jangan terlalu di larang.. biarkan anak mencoba terlebih dahulu agar tau dampak negtifnya.. misalnya anak tersbut melihat orang lain merokok, lalu dia ingin mencobanya, apakah tetap di biarkan?
apakah pembiaran untuk mencoba juga memiliki batas tertentu>? terima kasih