Penghargaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk Inisiator Suara Anak
Penghargaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk pegiat pendidikan menunjukkan pengakuan terhadap kiprah masyarakat dalam memajukan pendidikan.
Di sela-sela acara puncak Bulan Pendidikan dan Kebudayaan, yang berlangsung pada hari Minggu (29/5) di Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan, memberikan piagam penghargaan kepada 40 tokoh yang dinilai telah berkontribusi positif dalam pengembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Adapun kategori penerima penghargaan meliputi para tokoh yang aktif di bidang literasi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan keluarga, pemberantasan buta aksara di masyarakat adat, pegiat perfilman, bahasa, dan penelitian.
Bukik Setiawan selaku inisiator gerakan Suara Anak menjadi salah satu penerima penghargaan atas kontribusinya terhadai pendidikan keluarga di Indonesia. Melalui kegiatan Suara Anak, Bukik mengajak orang tua dan keluarga Indonesia untuk mengapresiasi ketekunan mempelajari kegemaran atau bakatnya. Dalam proses itu, Bukik juga mengajak semua pihak untuk senantiasa menghargai usaha anak, bukan hasil akhirnya.
“Suara Anak merupakan kegiatan anak non kompetitis, sebagai alternatif dari kegiatan anak yang didominasi perlombaan. Di Suara Anak, anak bisa bercerita mengenai kegemaran, bakat atau bahkan misi sosial yang dilakukannya. Anak dihargai bukan karena piala, tapi karena karya dan kontribusinya”, tegas Bukik, yang juga ayah dari blogger cilik, Ayunda Damai ini.
Apa itu Suara Anak? Suara Anak yang digagas Bukik adalah sebuah forum bagi anak-anak untuk menceritakan pengalamannya dalam menekuni suatu kegemaran, bakat, atau misi yang berdampak sosial dalam waktu 5 – 15 menit. Sejak digagas tahun 2014, Suara Anak sudah terselenggara enam kali di empat kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung.
Dari keempat kota tersebut, ada 31 anak yang tampil menjadi ‘presentan’. ‘Presentan’ adalah sebutan untuk peserta Suara Anak atau anak-anak yang tampil dan bercerita di depan panggung tentang bakat atau kegemarannya. Karena tingginya antusiasme peserta Suara Anak yang mendaftar, relawan Suara Anak di setiap kota harus melakukan seleksi. Seleksi yang dilakukan berdasarkan ketekunan anak terhadap kegemaran dan bakatnya. Tentu saja, peranan orang tua sangat besar dalam hal ini. Dalam satu kali penyelenggaraan Suara Anak, biasanya ada lima presentan anak yang dinyatakan lolos dan tampil.
Satu hal yang unik menjadi daya tarik dan konsisten dilakukan Suara Anak adalah publisitas video penampilan para presentan melalui berbagai kanal media sosial. Publisitas ini bertujuan agar menginspirasi anak Indonesia lainnya untuk menekuni bakatnya sejak dini serta mengenalkan ketekunan anak pada masyarakat. Semua penyelenggaraan kegiatan Suara Anak di berbagai kota direkam dengan video dan dapat disaksikan melalui kanal Youtube TakitaPencerita
Pada kesempatan yang sama, selain Bukik Setiawan yang menerima piagam penghargaan sebagai pegiat pendidikan keluarga, ada juga beberapa tokoh lainnya seperti Andyda Meliala, Betty Nurbaeti Rachman, Gayatri Pamoeji, Melly Kiong, Najeela Shihab, Netti Herawati, dan Septi Peni Wulandari. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Anies Baswedan mengapresiasi para pegiat pendidikan yang berada di ujung-ujung aktivitas pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan secara konstitusi adalah tanggung jawab pemerintah, tapi secara moral menjadi tanggung jawab semua orang yang terdidik.