Mengapa Membuat Target Belajar di Awal Sekolah itu Penting?
Bakat Anak – Apakah anak memiliki target belajarnya sendiri saat kembali ke sekolah?
Bagaimana minggu pertama sekolah anak? Setelah liburan berlalu dan anak kembali bersekolah, tentu ada kebiasaan-kebiasaan yang berubah, baik yang dilakukan anak maupun Ayah Ibu. Kembali ke sekolah berarti awal yang baru baik bagi anak maupun orangtua. Nah, saat Ayah Ibu memiliki harapan agar anak semakin berkembang menjadi individu yang lebih baik, sudahkah anak memiliki harapannya sendiri?
Tentu, meskipun anak berumur 4 tahun sudah mengenal apa itu cita-cita, seringkali pertanyaan tentang cita-cita mereka berujung pada pertanyaan basa-basi belaka. Mengapa? Karena selama beranjak dewasa, anak tidak pernah diajak untuk mewujudkan keinginan dan harapannya. Kalaupun keinginan anak kemudian berubah – biasanya karena anak kemudian mengenal lebih banyak hal maupun bidang bakat – keinginan tersebut berhenti di tahap bermimpi. Ini semacam resolusi awal tahun yang tidak pernah tercapai, hehehe.
Atau sebaliknya, di tahun ajaran baru, biasanya banyak orangtua yang kemudian menitipkan pesan ke anak. “Ingat, nilai matematikamu tahun lalu turun. Jangan sampai turun lagi.” Ada wanti-wanti, yang biasanya diikuti dengan iming-iming hadiah atau ancaman hukuman. Ini biasanya yang sering menjadi masalah: dalam contoh yang baru saya berikan, alih-alih anak fokus untuk meningkatkan kecakapannya di bidang matematika, anak akan memikirkan cara bagaimana ia bisa terhindar dari hukuman atau mendapatkan hadiah.
Nah, bagaimana agar hal di atas bisa kita hindari? Ajak anak menentukan targetnya sendiri.
Jika Ayah Ibu adalah seorang guru, tentu Anda tahu apa yang disebut sebagai desain pembelajaran. Desain pembelajaran biasanya mengandung 2 aspek utama: objektif atau tujuan yang akan dicapai, beserta tahap-tahap untuk mencapai tujuan tersebut. Ayah Ibu yang tidak berkecimpung di dunia pendidikan mungkin bisa melihat contoh desain pembelajaran di buku pelajaran anak.
Mengajak anak membuat target di awal sekolah adalah sama seperti membuat sebuah desain pembelajaran. Target atau harapan yang akan dicapai anak nantinya, tentu saja harus berasal dari keinginan anak. Ayah Ibu tentu dapat mengomunikasikan harapan Anda kepada anak – tentu saja dengan menyampaikan mengapa anak sebaiknya memiliki target tertentu.
Namun, Dara Feldman, seorang pendidik sekaligus penulis buku The Heart of Education, mengingatkan kita bahwa target yang paling baik adalah saat tercapainya target tersebut membuat anak bahagia. Cara termudah untuk memastikannya adalah memberi kesempatan anak untuk menentukan target, yang bukan merupakan paksaan dari orangtua.
Anak mungkin punya bayangan besar akan dirinya sendiri di masa depan, namun Ayah Ibu bisa membimbing anak untuk menentukan target yang dapat dicapai anak dalam jangka waktu yang lebih pendek. Bayangkan sebuah percakapan saat anak mengungkapkan cita-citanya sebagai guru. Tentu, anak tidak bisa seketika menjadi guru saat masih sekolah, namun Ayah Ibu bisa mengarahkan anak untuk belajar hal-hal baik dari seorang guru.
Ayah Ibu misalnya, dapat menanyakan kepada anak: Siapa sosok guru yang membuat anak kagum? Pertanyaan ini akan membuat anak membayangkan kualitas seorang guru yang ingin dicapainya di masa depan, dengan mengasosiasikannya dengan sosok guru di sekolah, maupun tokoh fiksi yang berperan sebagai seorang guru.
Ayah Ibu kemudian bisa menanyakakan kepada anak: Apa hal yang ingin anak tiru dari sosok guru yang anak kagumi? Saat anak misalnya bercerita bahwa guru yang dikaguminya murah senyum, hal tersebut bisa menjadi target yang akan anak pelajari. Diskusikan dengan anak mengapa seseorang bisa menjadi murah senyum: banyak bersyukur, berpikir positif, dan masih banyak lagi.
Sudah Siap Lakukan 5 Hal ini di Hari Pertama Sekolah Anak?
Inilah 3 Alasan Mengapa Hari Pertama Sekolah tak Boleh Dilewatkan
Hari Pertama Masuk Sekolah, Siapa Takut? 3 Tips untuk Orangtua
Tentu, target atau harapan yang diinginkan anak bisa berupa apa saja: kemampuan dalam bidang bakat tertentu, sikap dan perilaku positif, maupun kebiasaan-kebiasaan baik. Anak yang telah memiliki target di awal sekolah menciptakan tujuan belajar yang lahir dari dirinya sendiri. Anak tidak hanya diarahkan untuk belajar apa yang sudah disediakan oleh sekolah, namun belajar menjadi nahkoda atas target-target yang ingin dicapainya. Belajar menjadi orang bahagia.
Bagaimana cara Ayah Ibu mengajak anak menentukan target belajarnya sendiri di awal sekolah?
Foto oleh Pete