PlotPoint, Ruang Berlatih Menulis Kreatif
Bakat Anak – Apakah anak Ayah Ibu gemar menulis?
Salah satu tantangan hidup di zaman kreatif yang diungkapkan oleh Bukik Setiawan dalam buku Anak Bukan Kertas Kosong adalah berkarya, bukan hanya meniru. Orang berlomba-lomba atau bekerja sama menuangkan gagasan mereka, dan hadirnya internet mempermudah gagasan-gagasan tersebut tersebar dan bermanfaat bagi banyak orang.
Tentu saja, gagasan yang lebih banyak diapresiasi – baik di dunia nyata maupun maya – adalah gagasan yang keren. Itulah sebabnya, menuangkan gagasan yang keren menjadi salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam zaman kreatif. Berkarya, bukan hanya meniru. Nah, salah satu cara menuangkan gagasan keren yang paling murah adalah dengan menulis. Internet dan media sosial sudah menyediakan akses gratis agar tulisan kita dengan mudah dibaca orang lain.
Anak-anak yang mengenyam bangku sekolah tentu belajar menulis secara formal, namun berkarya melalui tulisan bukanlah sekadar menulis status di Facebook atau berkicau di Twitter. Bahkan, kalau boleh saya bilang, curhat pun perlu dikemas sedemikian rupa agar lebih enak disimak. Latihan membuat konten tulisan yang berkualitas pun menjadi cara menempa bakat menulis. Ini juga menjadi perhatian ketiga pendiri PlotPoint: Ginatri S. Noer, Fitria Muthmainnah, dan Amelya Oktavia.
Minggu lalu saya berkesempatan bertemu dengan Fitri dan Gina di kediaman PlotPoint. Fitri mengungkapkan bahwa berawal dari pertemanan di bangku kuliah, mereka bertiga berbagi cita-cita untuk memperkaya konten berkualitas di Indonesia. Indonesia sebenarnya memiliki banyak penulis hebat, namun akan datang saat generasi baru menggantikan para penulis tersebut. Itulah sebabnya, mereka menggagas kesempatan agar anak-anak, remaja, maupun anak muda dapat bertemu dan belajar bersama para penulis yang lebih dulu berkarya. Di titik itulah – pada 2009 – PlotPoint lahir.
Awalnya, suami Gina, Salman Aristo – penulis skenario kondang – menawarkan sebuah silabus penulisan skenario film untuk memulai cita-cita PlotPoint. Materi tersebut dikembangkan oleh Gina, Fitri, dan Amel menjadi kegiatan pertama PlotPoint, yakni kelas menulis skenario film. Tidak hanya skenario film, PlotPoint pun kemudian mengembangkan berbagai kelas menulis lainnya, seperti novel, creative writing, menulis non-fiksi, writing in English, bahkan kelas menulis plot komik untuk anak.
Kelas-kelas menulis PlotPoint biasanya diadakan di akhir pekan, pada Sabtu dan Minggu dengan jumlah peserta efektif, 5-10 orang. Sebuah kelas menulis rutin biasanya memiliki delapan kali tatap muka yang berlangsung selama dua bulan, di mana para penulis andal yang dipercaya PlotPoint berbagi pengalaman dan ilmu kepenulisan kepada para pesertanya. PlotPoint juga sering mengadakan kelas-kelas menulis yang diadakan di luar kediaman PlotPoint, yang bisa diikuti lebih banyak peserta.
Remaja dan anak muda yang mengikuti kelas-kelas ini tidak hanya berhenti belajar di kelas saja. Mereka yang serius – yang tercermin dari hasil belajar mereka – diberi kesempatan untuk mengembangkan karya mereka dalam bentuk yang lebih matang. Terutama untuk kelas menulis skenario, output yang berkualitas akan mendapatkan pengembangan lebih lanjut bersama rekanan PlotPoint, yakni Wahana Penulis. Fitri sendiri mengungkapkan apabila sebagian besar pesertanya mengikuti kelas menulis skenario, yang menurutnya disebabkan oleh naik daunnya perfilman di Indonesia.
10 Mitos Kompetisi yang Harus Diketahui Orang Tua agar Tidak Salah Kaprah
Mendengar Suara Anak, Belajar Banyak Inspirasi. Mau?
Bila Tidak Punya Karya, Apa yang akan Dipamerkan Remaja?
Oh iya, kediaman PlotPoint di Jalan Puri Mutiara II No. 7, Jakarta Selatan tersebut juga membuka Perpustakaan Mini, lho. Koleksi buku-bukunya dapat dibaca di sana pada hari Senin sampai Jumat pukul 9 pagi sampai 4 sore. Perpustakaan Mini PlotPoint terbuka untuk siapa saja yang ingin berkunjung, membaca, maupun mengenal PlotPoint lebih jauh.
Ayah Ibu dapat menyimak berbagai info mengenai berbagai kelas menulis PlotPoint di laman PlotPoint, maupun akun Twitter dan Facebook mereka. Cita-cita PlotPoint untuk mempertemukan anak-anak, remaja, dan anak muda dengan para penulis untuk belajar bersama bisa menjadi wahana anak Ayah Ibu yang ingin mengasah bakat menulis, serta menginjakkan kaki dalam ekosistem dunia kepenulisan yang lebih luas. Mari menulis!
Apa kegiatan seputar menulis yang dapat Ayah Ibu usulkan pada anak untuk mengembangkan bakatnya?
Foto dan dokumentasi oleh PlotPoint