Anak Anda Humoris? Ini 10 Manfaat jadi Komika Cilik seperti Saffron Herndon
Bakat Anak – Komika cilik ini gemparkan Amerika Serikat dengan membawakan materi dewasa.
Salah satu tipe anak yang mudah diingat di kelas adalah joker: anak yang membuat suasana kelas pecah dengan tawa. Anak ini mungkin tidak selalu cerdas secara akademis, namun tanpa kehadirannya, suasana kelas akan menjadi berbeda. Apa kekuatan berbagi tawa, dan apa manfaat jadi komika sejak kecil? Kisah komika cilik ini menguatkan kita bahwa tampil di depan panggung bisa jadi pengalaman belajar yang unik buat anak.
Saffron Herndon baru-baru ini mengejutkan Amerika Serikat karena penampilannya yang tak biasa. Mengapa? Untuk profesi komika yang sebagian besar dilakukan oleh laki-laki, Saffron Herndon bisa tampil memuaskan sebagai gadis 10 tahun yang membawakan berbagai materi dewasa. Ia sudah belajar menulis komedi dan membawakannya di atas panggung sejak berumur 8 tahun, serta telah tampil di berbagai ajang komika di seluruh penjuru Amerika Serikat.
Topik kesukaan Herndon adalah tentang kesehariannya di sekolah dan di rumah bersama keluarganya, sedangkan untuk materi yang lebih dewasa, ia gemar membawakan isu-isu seputar agama dan politik. Mungkin Ayah Ibu menggelengkan kepala melihat aksinya, namun kita bisa menarik garis besar tentang impian gadis cilik ini yang bisa menginspirasi anak-anak kita juga:
Saya suka membuat orang tertawa dan berada di atas panggung. Bergabunglah dalam petualangan komedi saya selagi saya menjadi generasi penerus komika-komika perempuan yang andal.
Melihat kepercayaan diri Herndon sebagai komika cilik, saya yakin bahwa Ayah Ibu juga ingin melihat anak Anda tumbuh menjadi orang yang penuh percaya diri. Amit Sodha, seorang komika, berbagi 10 manfaat jadi komika yang bisa digunakan dalam aspek yang lebih luas – tak hanya spesifik dalam stand up comedy, namun saat anak menampilkan hasil belajar di bidang bakatnya – apapun bakat anak Anda.
Belajar Menghibur
Manfaat jadi komika yang paling mendasar adalah belajar menghibur orang lain. Pada awalnya guyonan anak bisa jadi garing, namun seiring waktu anak akan memetakan hal-hal apa yang mudah membuat sekelilingnya tertawa bahagia. Saat melihat orang lain bahagia, anak turut berbahagia pula.
Bermain dengan Kata
Salah satu manfaat jadi komika adalah mengembangkan kecerdasan aksara, satu dari delapan kecerdasan majemuk. Amit Sodha menyebutkan bahwa penonton bisa tertawa saat komika melontarkan guyonan dengan kata-kata yang tertukar. Di Indonesia, kita mengenal praktik ini seperti “kepala diparut, kelapa diurut“. Ada yang salah dengan kalimat saya?
Menulis materi komedi dan membawakannya di atas panggung menjadi kesempatan anak untuk menjelajahi bahasa, dan bisa jadi, ini membuat belajar bahasa Indonesia kian menyenangkan!
Menumbuhkan Percaya Diri
Baik menjadi komika, atau menampilkan hasil belajar apapun bakat anak, semuanya akan menumbuhkan rasa percaya diri. Percaya diri bukan berarti absennya rasa grogi, namun mengelolanya dengan semakin baik saat anak menampilkan hasil belajarnya.
Mengelola Panggung
Menjadi komika berarti siap untuk melihat para penonton tidak tertawa mendengarkan materi komedi yang dibawakan anak. Ini sama halnya ketika apapun jenis hasil belajar atau bakat yang ditampilkan anak, tidak memuaskan semua orang. Berinteraksi dengan orang lain saat menampilkan hasil belajar, membuat anak belajar mengolah kecerdasan relasinya: hal apa yang bisa lebih dinikmati orang banyak?
Menjadi Otentik
Manfaat jadi komika berikutnya, adalah menjadi otentik. Apapun bakat anak nantinya, baik menjadi komedian, penyanyi, pelukis, bahkan menjadi seorang guru, anak akan belajar menjadi dirinya sendiri, menampilkan hasil belajar sesuai gayanya tersendiri. Idola hanyalah inspirasi, namun anak akan menggunakan inspirasi tersebut untuk mengembangkan bakat sesuai keunikannya sebagai individu.
Mengelola Diri
Banyak bakat yang membutuhkan penampilan di depan umum, baik komika maupun pengusaha. Itu sebabnya, kemampuan mengelola diri di depan orang lain, termasuk mengatur napas dan mengetahui kapan berhenti dan melanjutkan bicara. Siapa tahu, dengan belajar jadi komika, anak Anda bisa jadi pembicara hebat suatu hari nanti!
Menjadi Rendah Hati
Manfaat jadi komika berikutnya adalah belajar menjadi rendah hati. Hal ini tak hanya berlaku bagi penggiat stand up comedy saja, melainkan setiap anak yang berkarya. Ada saatnya anak berhasil, dan ada pula saat anak mengalami kegagalan. Sama pentingnya dengan keberhasilan, kegagalan mengajarkan pada anak bahwa mereka bisa membuat kesalahan. Lebih penting, anak (dan Ayah Ibu) juga perlu belajar bagaimana merespon kegagalan dengan bijak.
Melepas Stres
Hati yang gembira adalah pil yang manjur bagi semua orang, termasuk anak Anda. Dengan belajar melucu dan berbagi tawa bersama orang lain, anak bisa melepas stres. Mayoclinic melansir kekuatan tertawa untuk menghalau stres, mengurangi rasa sakit, bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ingin melihat anak Anda lebih sehat? Buat mereka tertawa, atau tertawalah bersama anak-anak kita!
Mengarungi Ketidakpastian
Pun sudah berpengalaman, Saffron Herndon maupun komika lainnya tak akan tahu apakah di kesempatan berikutnya, mereka bisa membuat orang tertawa atau tidak. Namun demikian, mereka tetap maju dan berkarya. Arah karier anak pun penuh ketidakpastian, namun dengan terus berkarya dan menampilkan hasil belajarnya, anak bisa terus memupuk keyakinannya.
Tetap Tersenyum
Manfaat jadi komika yang terakhir adalah, tetap tersenyum. Amit Sodha menjelaskan bahwa ia sangat menikmati saat-saat menulis materi komedi seorang diri, dan tersenyum bahkan tertawa sendiri melihat apa yang ditulisnya. Saat anak berhasil membuat karya, ada kepuasan yang dirasakannya terlebih dahulu, sebelum ia membagikannya kepada orang-orang di sekitarnya.
Kapan terakhir kali Ayah Ibu melihat anak Anda tertawa bahagia?
Foto oleh Out of Bounds Comedy Festival