Taman Gagasan Anak, Siap Tularkan Virus #AkuBisa di Indonesia
Bakat Anak – Bagaimana cara menularkan semangat #AkuBisa pada anak-anak di Indonesia?
“Menular itu kata yang baik,” ujar Kiran Bir Sethi membuka presentasinya mengenai Design for Change. Gerakan yang dipeloporinya tersebut punya mimpi menularkan gerakan #AkuBisa, yang melibatkan anak dalam meretas perubahan positif di sekitar mereka, ke seluruh penjuru dunia. Didiskusikan sejak 2014, akhirnya gerakan ini dirangkul bangsa kita dengan nama Taman Gagasan Anak. Mengapa dan bagaimana virus kebaikan ini ditularkan secara sistematis pada anak-anak Indonesia?
Alka dan Ariette mungkin terlihat seperti siswa kelas 1 SD lainnya. Namun kekuatan #AkuBisa yang mereka percaya – sebagai bagian dari kampanye Taman Gagasan Anak – membuat mereka dan teman-temannya menjadi pahlawan penyelamat air di sekolahnya! Mereka berdua mewakili teman-temannya dari Sekolah Kembang untuk memaparkan kegiatan di minggu-minggu pertama mereka sekolah.
Menggunakan FIDS, cara berpikir desain yang telah disederhanakan melalui gerakan Design for Change, anak-anak ini mencoba memahami permasalahan terdekat di sekitar mereka. Berhemat air – termasuk cara mencuci tangan efektif – kemudian menjadi ide solutif yang mereka coba tularkan kepada banyak teman-teman lain di lingkungan sekolah. Di usia mereka yang belum mencapai dua digit, Alka dan Ariette, mewakili teman-teman lainnya, menunjukkan bahwa anak pun bisa menggagas perubahan positif.
Gerakan Design for Change sebagai suatu inisiatif global, memang tak lepas dari sentuhan seorang Kiran Bir Sethi. Berlatar belakang keluarga desainer, Kiran melihat bahwa putranya tak mendapat banyak pilihan justru saat belajar di sekolah. Absennya fleksibilitas dalam mengekspresikan diri kian mengerdilkan peran anak, dan mencitrakan anak sebagai pribadi yang tidak berdaya. Ingin mengubah itu semua, Kiran mendirikan sebuah sekolah, Riverside dan membuat kurikulum berbasis berpikir desainnya sendiri, Citizenship Curriculum, atau Kurikulum Kewarganegaraan.
Melalui gagasannya tersebut, Kiran Bir Sethi ingin mendobrak stigma bahwa anak adalah makhluk tak berdaya yang senantiasa membutuhkan bantuan orang dewasa. Saat anak memiliki keyakinan I Can, atau #AkuBisa, mereka pun bisa menggagas perubahan positif di sekitar lingkungan mereka. Tidak ingin membatasi diri dalam eksklusivitas, Kiran beranjak dengan menelurkan gerakan Design for Change. Dan perlahan namun pasti, efek FIDS – feel-imagine-do-share – menyebar dari Ahmedabad, ke berbagai kota lain di India, sampai di seluruh penjuru dunia. Taman Gagasan Anak adalah bentuk kepedulian para pendidik di Indonesia untuk turut menularkan virus #AkuBisa yang terlebih dulu disulut oleh Design for Change.
Ide mengenai Taman Gagasan Anak, atau TaGA sebenarnya telah tercetus setahun lalu, namun ternyata butuh proses panjang untuk merumuskannya. Gerakan yang merupakan bagian dari Design for Change ini berupaya mendorong berbagai sekolah di Indonesia agar mau memberikan kepercayaan dan kesempatan pada anak untuk mencipta perubahan positif di sekeliling mereka – hal yang mungkin sangat sedikit dirasakan anak-anak kita yang lebih banyak disibukkan dengan kegiatan belajar di kelas.
Tim Taman Gagasan Anak sendiri mengunjungi Kiran Bir Sethi di sekolah Riverside untuk mendiskusikan ihwal bagaimana semangat #AkuBisa dapat ditularkan kepada anak-anak Indonesia. Gerakan ini akhirnya diluncurkan pada 29 Juni 2015 lalu dalam lokakarya Introduction to Design Thinking oleh Imanzah Nurhidayat, salah satu pendiri MakeDoNia.
Sabtu lalu, 29 Agustus 2015, Taman Gagasan Anak akhirnya dideklarasikan bersamaan dengan seminar Aku Cakap: Design for Change, yang menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI-New Delhi, India, Iwan Pranoto, dan tentunya, Kiran Bir Sethi sendiri. Alka dan Ariette dari Sekolah Kembang, Sekolah Gemala Ananda, SMP Lazuardi, serta Erudio School of Art, mengadakan pameran yang memperlihatkan bagaimana anak-anak menggunakan keyakinan #AkuBisa dalam meretas perubahan positif di sekeliling mereka: dari menjadi pahlawan penyelamat air, menjadi ibu guru cilik, membuat belajar kian menyenangkan, sampai mengubah wajah sebuah warteg.
Tahun depan, Taman Gagasan Anak akan membuka pameran yang lebih besar untuk menggugah orangtua, guru, maupun banyak orang dewasa lainnya, bahwa anak adalah makhluk berdaya – yang jika diberikan kepercayaan dan kesempatan – mampu menggagas banyak sekali ide solutif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang kita hadapi sebagai bangsa Indonesia. Gerakan yang dapat Ayah Ibu pantau di akun Twitter maupun Facebook perlu mendapat dukungan dari kita semua, karena sudah saatnya anak memiliki keyakinan #AkuBisa!
Apa tips Ayah Ibu dalam menularkan virus #AkuBisa kepada anak Anda?
Dokumentasi oleh tim Taman Gagasan Anak