Menonton Video TED Bersama, Tumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak - Portal Bakat Anak

Menonton Video TED Bersama, Tumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak

Diposting oleh:

Bakat Anak – Bagaimana cara Ayah Ibu menumbuhkan keingintahuan anak?

Apakah energi yang menggerakkan perkembangan peradaban? Dari bagaimana manusia menggunakan api, membuat kertas, menciptakan mesin uap, semua berbahan dasar rasa ingin tahu. Tanpa rasa ingin tahu yang terus ditumbuhkan, tidak ada imigrasi ke Amerika, tidak ada teori gravitasi, dan yang paling mendasar, tidak ada pertanyaan. Semua pertanyaan dipicu oleh rasa ingin tahu.

Namun seringkali menumbuhkan dan memelihara keingintahuan bukanlah hal yang mudah. Anak tumbuh dan berkembang dengan rasa ingin tahu yang besar. Ini tercermin dari berbagai pertanyaan dan celotehnya pada setiap hal baru yang menarik perhatiannya. Namun seringkali, persekolahan, sebagaimana yang pernah saya bahas, lebih sering menuntut anak untuk menjawab, bukan bertanya. Anak mungkin mahir menjawab, namun tidak mahir bertanya. Yang penting bisa menjawab pertanyaan yang disodorkan, meskipun itu bukanlah hal yang menarik minat anak.

bakat anak ted

 

Perkenalkan Erin Freschi, seorang ibu yang juga berkecimpung di dunia pendidikan selama 25 tahun. Ia punya caranya sendiri untuk menumbuhkan rasa ingin tahu sang anak, yakni dengan menonton video TED bersama sebelum tidur. Ritual ini mereka berdua namakan “TED before bed”.

Erin mengaku bahwa inspirasi ini datang saat sang anak yang bernama Sawyer menginjak kelas satu SD. Sawyer sudah bosan dengan buku-buku dan hal-hal terkait tugas dan pekerjaan rumahnya. “Kami dulu biasa melakukan pencarian di Google, tentang hal-hal yang anak saya minati. Namun ada saatnya kami kehabisan ide.”

Suatu hari, sang ibu kemudian berkesempatan menonton sebuah video TED di sebuah rapat, dan ia ingin membagikan apa yang ia tonton kepada anaknya. Sepulang kerja, Erin kemudian menceritakan video TED tersebut pada Sawyer. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menontonnya bersama sebelum tidur malam. Dan Sawyer ternyata menyukainya!

Sejak malam itu, Erin dan Sawyer pun tak melewatkan waktu menjelang tidur tanpa menonton video TED. Kegiatan bersama ini menumbuhkan rasa ingin tahu Sawyer akan hal-hal baru, dan setiap ia menemukan kosakata atau pengetahuan baru, ia mendiskusikannya bersama sang ibu. “Kami berdua sudah dekat, namun hal ini membuat kami berdua punya sesuatu untuk dibahas bersama. Ini menjadi waktu spesial kami untuk belajar dan berpikir tentang hal-hal baru,” ujar Erin. Sang ayah pun kemudian turut menonton.

Suatu kali keluarga ini menonton video TED tentang perkakas neurosains yang bisa dibuat sendiri di rumah. Itu adalah pertama kalinya Sawyer mendengar kata neurosains, sehingga mereka bertiga mengobrolkan hal tersebut. Sawyer yang akhirnya memahaminya, langsung antusias belajar tentang otak. “Aku mau alat yang seperti itu. Yah, bisakah Ayah membuatkan satu untukku?”

Dari menyimak TED, Sawyer belajar tentang konsep “daur ulang”, hal yang sebenarnya sudah dilakukan bersama keluarga ini di rumah. Dan Erin mengungkapkan bahwa menonton dan belajar dengan TED lebih bermakna untuk Sawyer ketimbang sekadar menyuruhnya untuk mendaur ulang dan tidak membuang-buang bahan yang sudah dipakainya. Sawyer juga mengungkapkan bahwa impiannya untuk menjadi Presiden Amerika Serikat membuatnya tertarik menonton video TED yang berkaitan dengan kewarganegaraan, dan hak-hak warganegara. Mereka berdua bahkan mendaftar 10 video TED favorit mereka untuk ditonton sebelum tidur.

Setiap keluarga pasti punya caranya sendiri untuk memancing keingintahuan anak, agar anak tertarik berpetualang, menjelajah berbagai topik, sebelum menentukan fokus belajarnya, seperti Sawyer yang tertarik dengan topik kewarganegaraan. Video TED hanyalah salah satu sumber dan cara belajar yang dapat kita manfaatkan, selain mendongeng, membaca buku, mendengarkan podcast bersama, dan masih banyak lagi. Yang dibutuhkan Ayah Ibu adalah niat baik untuk menumbuhkan dorongan alami anak untuk belajar.

Apa ‘ritual’ yang Ayah Ibu lakukan bersama anak di rumah agar anak tertarik belajar?

 

Foto diambil dari sini


panduan memilih sekolah untuk anak zaman now

Leave a Reply

Buku Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now
rss
rss
rss
Mas Yana : Saya pikir masih sama konteksnya. jika jiwa kompetitif anak diarahkan kepada hal baik, seperti anjuran agama "
Zalllll, can u help me? : Dan lebih parahnya lagi, aku hampir mau bundir hehe gara tertekan capek disuruh ini itu sm ortu yg strict pare
Seorang anak Strict parents:)) sad : Ini penting bat si buat kamu, kyk survey ke sekolahnya langsung biar gk salah masuk sekolah...bahkan liat bang